Kisah Pilu dari jebolnya Tanggul Situ Gintung
Odan Harus Kehilangan Tujuh Keluarga Sekaligus
Jumat, 27 Maret 2009 – 21:49 WIB
Saat itu, Odan berinisiatif mengantar Bayu lebih dulu ke tempat ketinggian, di Kampus UMJ. Sementara Aisyah dan anak serta mantu Odan lainnya yang jadi korban, sedang menyiapkan barang dan pakaian yang bisa diangkut sebelum evakuasi.
Sayangnya, saat akan kembali ke rumahnya, air bah malah sudah mengejarnya. Odan pun lari menyelamatkan diri. Rumahnya yang memang terletak di pinggiran kali Gintung rata dengan tanah diterjang arus yang sangat kuat. Saat hari mulai terang dan pencarian korban dilakukan, jenazah Ahmad Fauzi dan Soleh berhasil ditemukan di tumpukan uing-puing bangunan di pinggirian kali. Sementara jasad Aisyah dan Sri, ditemukan menempel di kawat, tidak jauh dari Toko Material di Jl. Ahmad Dahlan yang tidak roboh. Maulana, Nabila dan Wito, hanyut entah kemana.
Andai saja tanggul Situ Genting yang sebelum jebol sebagian besar temboknya sudah lebih banyak retak mengusik sikap mawas pemerintah dari dulu, mungkin Odan, dan puluhan keluarga korban lainnya tidak harus menanggung nestapa ini. (*)
Ketidakmawasan manusia memaksa alam kembali menebarkan nestapa. Situ Gintung tak hanya menelan korban jiwa hingga puluhan nyawa, tetapi juga menebar
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408