Kisah Pilu dari jebolnya Tanggul Situ Gintung

Odan Harus Kehilangan Tujuh Keluarga Sekaligus

Kisah Pilu dari jebolnya Tanggul Situ Gintung
Kisah Pilu dari jebolnya Tanggul Situ Gintung
   

Saat itu, Odan berinisiatif mengantar Bayu lebih dulu ke tempat ketinggian, di Kampus UMJ. Sementara Aisyah dan anak serta mantu Odan lainnya yang jadi korban, sedang menyiapkan barang dan pakaian yang bisa diangkut sebelum evakuasi.

   

Sayangnya, saat akan kembali ke rumahnya, air bah malah sudah mengejarnya. Odan pun lari menyelamatkan diri. Rumahnya yang memang terletak di pinggiran kali Gintung rata dengan tanah diterjang arus yang sangat kuat. Saat hari mulai terang dan pencarian korban dilakukan, jenazah Ahmad Fauzi dan Soleh berhasil ditemukan di tumpukan  uing-puing bangunan di pinggirian kali. Sementara jasad Aisyah dan Sri, ditemukan menempel di kawat, tidak jauh dari Toko Material di Jl. Ahmad Dahlan yang tidak roboh. Maulana, Nabila dan Wito, hanyut entah kemana.

Andai saja tanggul Situ Genting yang sebelum jebol sebagian besar temboknya sudah lebih banyak retak mengusik sikap mawas pemerintah dari dulu, mungkin Odan, dan puluhan keluarga korban lainnya tidak harus menanggung nestapa ini. (*)

Ketidakmawasan manusia memaksa alam kembali menebarkan nestapa. Situ Gintung tak hanya menelan korban jiwa hingga puluhan nyawa, tetapi juga menebar


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News