Kisah Pilu Istri Pejuang
Jumat, 18 November 2011 – 09:27 WIB
Suami Sofiah, Etong Sobana adalah Tentara Siliwangi dari Batalyon Siluman AW-3. Dia gugur ditembak penjajah, tepat dua hari setelah bebas dari aksi penyekapan di Lubang Buaya bersama istri dan rekan-rekannya. Dia ditembak di Jampang Surade saat akan membawakan makanan bagi para prajurit lain, tahun 1965.
Jelas, hati istri mana yang tidak merana ditinggal sang suami. Sementara ada tiga anak yang harus dibesarkannya seorang diri. Derita Sofiah, yang juga dikenal dengan sebutan Mak Piyah itu semakin memuncak ketika mengurus jatah pensiun suaminya. Dia kaget bukan kepalang karena almarhum suami tercintanya hanya dipangkati prajurit dalam surat pensiun. Padahal, saat masih berjuang, pangkatnya sudah letnan.
Kini, semua anak Sofiah, yakni Ujang, Yayah dan Iis sudah menyusul ayahnya menghadap Sang Ilahi. Tinggallah Sofiah seorang diri menumpang di rumah cucu-cucunya. Sebagai istri veteran, Sofiah tak pernah merasakan ingar-bingar Hari Pahlawan. Jangankan mendapat uang kadeudeuh, diundang dalam kegiatan veteran pun tak pernah.
Dengan hasil pensiun almarhum suaminya sebesar Rp900 ribu per bulan, Sofiah berusaha tak menyusahkan cucu dan cicit-cicitnya. Tapi apalah daya, sejak empat tahun lalu, jatah pensiunnya terpaksa harus dipotong pihak bank sebesar Rp580 ribu per bulan untuk membayar utangnya. Maka tinggallah Rp320 ribu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Ya, yang penting ada untuk makan,” kata Sofiah lirih.
Perjuangan tak pernah usai. Sejak dulu berjuang merebut kemerdekaan bangsa dari tangan para penjajah. Kini pun masih terus berjuang. Namun, tak lagi
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara