Kisah Pilu Nadia Murad, Budak Pemuas Nafsu ISIS yang Kini Jadi Duta PBB

Dia lantas menyerukan pembebasan sekitar 3.200 perempuan dan gadis Yazidi yang saat ini masih menjadi budak seks ISIS.
Kenangan Nadia kembali ke 2014, tahun yang tak terlupakan baginya. Pada tahun itulah kehidupannya berubah.
Bersama banyak suku Yazidi lainnya, dia menjadi korban kebiadaban militan Negara Islam alias Islamic State (ISIS).
’’Saya menjadi pemuas nafsu mereka. Dan, saya tidak sendirian,’’ tegas gadis Iraq tersebut.
Dari Kocho –desa kecil di dekat Kota Sinjar, Provinsi Nineveh–, dia dibawa ke sarang ISIS di Provinsi Mosul. Di Mosul, dunia Nadia hancur.
Tidak hanya merenggut enam saudara laki-lakinya dari dirinya, ISIS juga merenggut keperawanannya secara paksa.
Dia diperkosa beramai-ramai. Dia juga diperkosa bergantian.
Dia lantas diperjualbelikan di kalangan internal ISIS untuk melayani berahi mereka.
NEW YORK – Kegigihan Nadia Murad Basee Taha memperjuangkan hak kaum hawa korban perdagangan manusia menuai apresiasi positif PBB. Jumat waktu
- Mengenang Paus Fransiskus, Ketum PP Muhammadiyah: Sosok Penyantun dan Humoris
- Siapa Pemegang Kendali Vatikan Sepeninggal Paus dan Bagaimana Memilih Penggantinya?
- Sede Vacante, Masa ‘Kursi Kosong’ setelah Paus Vatikan Wafat
- Setahun Sebelum Meninggal, Paus Fransiskus Sederhanakan Liturgi Pemakaman Kepausan
- Kabar Duka, Paus Fransiskus Meninggal Dunia
- Rayakan Paskah, Presiden Kolombia Bicara soal Penderitaan Yesus & Rakyat Palestina