Kisah Pilu Risky, Bocah Penderita Hidrosefalus
Ditinggal Orang Tua, Butuh Biaya untuk operasi
Rabu, 10 Juli 2013 – 14:06 WIB

Bocah penderita Hidrosefalus, Siti Risky Barokah. Foto: ist
"Yang jadi masalah sekarang adalah kartu Jamkesmas yang dipakai sebelumnya sudah tidak berlaku di rumah sakit tersebut. Jadi Risky tidak bisa memakai Jamkesmas untuk kontrol setiap bulannya. Sudah hampir 4 bulan terakhir Risky tidak pernah kontrol," tuturnya.
Namun hal itu lagi-lagi harus terganjal masalah, karena untuk membuat kartu Jamkesmas yang baru masih memakan waktu 2-3 bulan. "Kartu Jamkesmas masih dalam proses, masih sekitar bulan Agustus-September baru akan tahu apakah dapat klaim dari rumah sakit atau tidak. Dan operasi kedua baru bisa dilaksanakan menunggu Risky berumur 3-4 tahun, tapi Risky harus tetap dikontrol setiap bulan, itu juga butuh biaya yang banyak," papar dia.
Untuk memenuhi biaya sehari-hari, Cece terkadang mendapatkan sumbangan sukarela dari tetangganya yang mengetahui kondisi Risky. "Buat makan atau kebutuhan sehari-hari rata-rata banyak sumbangan dari tetangga. Kadang dikasih Rp 50 ribu, tapi itu hanya cukup untuk makan Risky saja," imbuh Cece.
Sementara biaya untuk kontrol Risky kemarin kata Cece, tak lain berkat sumbangan bantuan teman-temannya di kampung, yang setelah dikumpulkan hasilnya lumayan besar.
GARUT - Malang benar nasib Siti Risky Barokah, bocah berusia 1 tahun ini terlahir tidak sempurna, karena menderita Hidrosefalus. Sejak dalam kandungan,
BERITA TERKAIT
- Kirab Mahkota Binokasih Warnai Hari Jadi ke-543 Kabupaten Bogor
- Festival Budaya di Rumah Singgah Tuan Kadi, Harmoni Melayu & Seruan Peduli Lingkungan
- Pendaki Gunung Ranai Dievakuasi Setelah Terpeleset dan Mengalami Cedera Kaki
- Jasad Korban Banjir di Murung Raya Ditemukan Tersangkut di Dahan Pohon Sawit
- Banjir Rendam Sejumlah Rumah Warga di Kalianda Lampung Selatan, Tak Ada Korban Jiwa
- Kodam I/Bukit Barisan Bantu Warga yang Diduga Diintimidasi Ormas