Kisah Polwan Pertama Keturunan Tionghoa jadi Intel, Menyamar jadi Tukang Pijat
Senin, 31 Agustus 2015 – 05:51 WIB
"Karena merasa sudah tidak mampu, saya putuskan pensiun lebih cepat," imbuh perempuan dengan pangkat terakhir letnan kolonel tersebut.
Namun, pensiun tidak berarti perhatiannya kepada mantan korpsnya berhenti. Dia mengaku prihatin dengan sebagian juniornya saat ini yang dianggapnya berperilaku eksklusif alias kurang menghargai orang lain. Anna mendapatkan kesimpulan itu dari pengalaman sendiri.
"Saya pernah ke kantor polisi. Karena dikira nenek-nenek, (pelayanannya) jadi gak ramah," ceritanya.
Anna berharap perayaan Hari Jadi Ke-67 Polwan besok bisa menjadi momentum perbaikan diri. "Hargailah semua orang. Layanilah mereka dengan sebaik mungkin," tuturnya. (*/c9/ttg)
PROTES kepada Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) itu tidak datang dari Anna Lao Tjiao Leang, suami, atau ketiga anaknya. Tapi justru dari salah
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408