Kisah Pramono Anung: Lengket sama Jokowi, tapi Masih Tidur Bertiga dengan Anaknya
Alih-alih merasa canggung dengan jabatan barunya, Pram justru menikmati pekerjaannya ini. Pasalnya, ia merasa pekerjaan sebagai seskab dan membantu Jokowi, sapaan Joko Widodo bisa mengeluarkan kebijakan dan manfaat langsung untuk masyarakat.
"Bagi saya, jabatan ini kemudian bukan menjadi hal yang mengubah cara pandang, pola pikir maupun apa yang harus saya lakukan sehari-hari," imbuhnya.
Mas Pram juga bercerita tentang kesibukan barunya di Setkab. Dalam sehari, diakuinya bisa melototi ratusan surat. Belum ditambah harus mendisposisi surat-surat tersebut. Bukan sekadar membaca. Mantan Wakil Ketua DPR itu mengatakan, semua surat harus dibaca dengan cepat dan bisa dibilang tidak boleh ada kesalahan. Jangan sampai satu surat pun terlewatkan.
"Satu surat dibaca 3 menit. Dalam sehari misalnya 100 surat jadi bisa baca surat 300 menit setiap hari," katanya sambil tertawa.
Mas Pram, juga sudah mulai terbiasa dengan cara kerja Jokowi yang super sibuk. Maklum, hampir 15 jam sehari ia mendampingi kegiatan presiden. Mulai dari mempersiapkan sidang-sidang kabinet, paripurna, materi-materi yang berkaitan dengan pidato presiden. Kemudian, ia harus melakukan persiapan jika presiden akan ke luar negeri.
Sementara itu, tugas lainnya juga masih menunggu yaitu mempersiapkan perpres dan terlibat sebagai sekretaris tim penilai akhir (TPA), komplit sudah kesibukannya. Belum ditambah mengikuti si presiden yang suka blusukan tersebut. Lelah?
SOSOK Pramono Anung, kini tidak pernah lepas dari lingkaran kegiatan Presiden Joko Widodo. Sejak terpilih sebagai Sekretaris Kabinet yang setara
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis