Kisah Pramono Anung: Lengket sama Jokowi, tapi Masih Tidur Bertiga dengan Anaknya
"Jelas berkurang karena hampir tidak seperti dulu. Kalau dulu masih bisa 70 km. Beda, sekarang ini praktis dua minggu sekali aja udah lumayan. Bahkan, kadang-kadang enggak bisa sepedaan," katanya.
Meski begitu, Pram tetap berkomitmen menjaga kebugarannya. Ia tetap menyempatkan diri berolahraga. Waktu olahraga boleh berkurang tapi satu kebiasaannya ini tidak pernah dilupakan Pram. Ngetwit. Pemilik akun twitter @pramonoanung itu masih doyan bercanda dan menulis hal-hal menarik di twitternya. Pram tidak ingin meninggalkan kebiasaannya yang satu ini. Ia juga tidak khawatir pamornya sebagai Seskab akan menurun jika kerap cuap-cuap di twitter.
"Orang harus memiliki human being. Apa pun kedudukan dan posisinya. Kadang-kadang kan orang ada galaunya, mellownya, capeknya, itu manusiawi aja," tuturnya.
Lalu setelah menjadi Seskab, apa ini puncak karier Pram? Itu tidak dijawabnya. Pram mengaku, tidak pernah memasang target untuk perjalanan kariernya. Ia menikmati setiap tingkatan dalam perjalanan hidupnya saat ini.
"Saya juga bukan orang yang minta jabatan. Ketika saya jadi Wakil sekjen, menjadi sekjen, dan sekarang saya dipercaya Presiden Jokowi, itu bukan karena saya nonyol-nonyol untuk minta jabatan. Saya lebih utamakan, orang itu mau bekerja keras, memiliki value dalam hidupnya. Ketika saya kemudian dipilih Presiden Jokowi, kemudian disetujui partai, terutama Ibu Megawati, ya sudah saya total bekerja. Saya enggak pernah kerja setengah-setengah," tandasnya Pram. (flo/jpnn)
SOSOK Pramono Anung, kini tidak pernah lepas dari lingkaran kegiatan Presiden Joko Widodo. Sejak terpilih sebagai Sekretaris Kabinet yang setara
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri