Kisah Pramugari Bantu Kelahiran Bayi Di Pesawat
Selasa, 08 Januari 2013 – 07:10 WIB
Ditengah situasi yang mencekam itu, ternyata dinatara 152 penumpang yang ada di pesaat ada salah satu penumpang yang kuliah di Akademi Keperawatan mau membantu. Proses persalinanpun dimulai, meski lemas namun Harmani terlihat masih bisa mengendalikan diri, mungkin karena itu adalah anak ketiganya. Setelah 30 menit berjuang, bayi akhirnya lahir dan dipotong tali pusarnya.
Namun perjuangan para pramugari tidak berhenti sampai disitu. Bayi yang dilahirkan ternyata dalam kondisi kritis. Salah seorang pramugari, Musyarafatul, mengetahui bayi tersebut tidak menangis dan kondisinya biru,"Setelah lahir, saya yang meng-handle. Bayi sempat tidak menangis dan biru, saya sempat bingung mau dibawa kemana, karena ruangan pantry belakang dingin," katanya
Bayi perempuan tersebut akhirnya dibawa ke pantry depan, dan selanjutnya diletakkan di atas troli makanan yang dialasi dengan kain. Dia dan pramugari yang lain berupaya memulihkan kondisi sang bayi,"Saya dibantu Sherly (pramugari lainnya), menyadarkan si bayi dengan cara menepuk-nepuk pelan. Alhamdulillah bayinya mengeluarkan suara dan menggerakkan tangan," sambungnya
Setelah bayi memberikan respon, Musyarafatul langsung memberikan bantuan oksigen kepada bayi tersebut, dan juga memberikan kompres air hangat yang diletakkan di dalam plastik, yang dibaluti dengan kain sarung,"Saya juga membersihkan badannya sambil mengolesi kening bayi dengan air hangat. Bayi kemudian dibedong (bungkus dengan selimut) dan kami segera memeluknya," kenangnya
JAKARTA--Berita gembira terdengar dari pesawat Merpati Nusantara Airlines (MNA) yang sedang terbang dari Timika (Papua) menuju Makassar (Sulawesi
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408