Kisah Relawan Pencari Jasad Korban Sukhoi di Gunung Salak
Terpaksa Minum Sebotol untuk Berlima
Selasa, 15 Mei 2012 – 00:01 WIB
Pada hari pertama dan kedua membelah Gunung Salak, aktivitas Muid dan anggotanya lebih disibukkan membuat jalur evakuasi. Pada hari ketiga, barulah dia mampu merangsek ke lokasi jatuhnya pesawat.
Lokasi jatuhnya pesawat Sukhoi terbilang sulit dijamah. Berada di pundak gunung antara Puncak Salak 1 dan 2, sudut elevasi (kemiringan) tebing di crash point (titik tabrakan) hampir mencapai 90 derajat. Bila tidak berhati-hati, Muid dan rekan sejawatnya bisa celaka. Karena lewat jalur atas, tim Muid mesti turun dengan menggunakan tali sepanjang 500 meter lebih. Sementara tali yang ada di tangan hanya 200 meter.
Tak kehabisan akal, Muid dan dua orang temannya turun untuk membuka jalur yang lebih landai. Dia kemudian menyambungkan tali ke pohon untuk kemudian menjadi akses utama SAR ke titik jatuhnya pesawat.
Di bawah memang telah ada tim dari Marinir yang membersihkan puing-puing dan jasad korban. Setelah terhubung, barulah Muid menarik satu per satu kantong jenazah dari tim yang berada di bawah. Dari situ, Muid melihat banyak jasad korban yang sudah tak berbentuk. Nyaris semua potongan jasad sudah gosong.
Ribuan relawan bahu-membahu mencari dan mengevakuasi korban jatuhnya pesawat Sukhoi di Gunung Salak. Mereka bekerja tanpa kenal lelah di tengah medan
BERITA TERKAIT
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas