Kisah Sabar, Pria yang Bertekad Taklukkan Puncak Tertinggi Eropa dengan Satu Kaki

Percaya Diri, karena Sudah Mahir Mendaki Gunung dan Memanjat Mall

Kisah Sabar, Pria yang Bertekad Taklukkan Puncak Tertinggi Eropa dengan Satu Kaki
Kisah Sabar, Pria yang Bertekad Taklukkan Puncak Tertinggi Eropa dengan Satu Kaki
 

Beberapa kali teman-teman mahasiswa Sabar mengajak naik gunung. "Setahun kemudian (1991, Red), saya mulai mendaki lagi," ujarnya.

Gunung pertama yang ditaklukkan Sabar dengan satu kaki adalah Semeru. Sabar ketika itu harus rela menjual korek api Zippo kesayangannya untuk biaya ke sana. Tantangan yang dihadapi Sabar sangat sulit. Tidak mudah baginya untuk mendaki gunung dengan kekurangan fisik yang dialaminya. "Resepnya, ya harus sabar, Mas," ujarnya lantas tersenyum.

Menurut dia, butuh waktu ekstra bagi orang dengan kekurangan fisik dalam mendaki gunung. Dia menyebut, jika seorang pendaki dengan fisik normal sudah berjalan tiga langkah, dia baru melakukan satu langkah. "Kalau perjalanan dua jam, saya mungkin harus tiga jam, sehingga mereka yang harus menyesuaikan," kata Sabar.

Jika sebagai pendaki kemampuan Sabar terbatasi oleh fisik, tidak baginya dalam dunia panjat tebing. Sabar sudah menjadi pemanjat terbaik dengan meraih medali emas dalam kejuaraan panjat dinding di Incheon, Korea Selatan, 2009. Keterampilan Sabar sebagai pemanjat terasah karena hobinya yang cenderung ingin menaklukkan gunung dengan tipe panjat. "Di Citatah, Parang, itu tempat latihan saya," kata pria 43 tahun itu.

Kekurangan fisik yang dialami Sabar tak menghalangi dirinya untuk menjadi atlet pemanjat yang diperhitungkan. Meski dengan satu kaki, dia bertekad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News