Kisah Sabar, Pria yang Bertekad Taklukkan Puncak Tertinggi Eropa dengan Satu Kaki
Percaya Diri, karena Sudah Mahir Mendaki Gunung dan Memanjat Mall
Rabu, 03 Agustus 2011 – 08:08 WIB
Beberapa kali teman-teman mahasiswa Sabar mengajak naik gunung. "Setahun kemudian (1991, Red), saya mulai mendaki lagi," ujarnya.
Gunung pertama yang ditaklukkan Sabar dengan satu kaki adalah Semeru. Sabar ketika itu harus rela menjual korek api Zippo kesayangannya untuk biaya ke sana. Tantangan yang dihadapi Sabar sangat sulit. Tidak mudah baginya untuk mendaki gunung dengan kekurangan fisik yang dialaminya. "Resepnya, ya harus sabar, Mas," ujarnya lantas tersenyum.
Menurut dia, butuh waktu ekstra bagi orang dengan kekurangan fisik dalam mendaki gunung. Dia menyebut, jika seorang pendaki dengan fisik normal sudah berjalan tiga langkah, dia baru melakukan satu langkah. "Kalau perjalanan dua jam, saya mungkin harus tiga jam, sehingga mereka yang harus menyesuaikan," kata Sabar.
Jika sebagai pendaki kemampuan Sabar terbatasi oleh fisik, tidak baginya dalam dunia panjat tebing. Sabar sudah menjadi pemanjat terbaik dengan meraih medali emas dalam kejuaraan panjat dinding di Incheon, Korea Selatan, 2009. Keterampilan Sabar sebagai pemanjat terasah karena hobinya yang cenderung ingin menaklukkan gunung dengan tipe panjat. "Di Citatah, Parang, itu tempat latihan saya," kata pria 43 tahun itu.
Kekurangan fisik yang dialami Sabar tak menghalangi dirinya untuk menjadi atlet pemanjat yang diperhitungkan. Meski dengan satu kaki, dia bertekad
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408