Kisah Sabar, Pria yang Bertekad Taklukkan Puncak Tertinggi Eropa dengan Satu Kaki
Percaya Diri, karena Sudah Mahir Mendaki Gunung dan Memanjat Mall
Rabu, 03 Agustus 2011 – 08:08 WIB
Kemampuannya sebagai atlet panjat tercium sejak 1996. Sabar direkomendasikan salah seorang temannya untuk mengikuti ekshibisi Pekan Olahraga Nasional (PON) di Jakarta. Sabar mengejutkan sejumlah panitia karena kemampuan panjatnya yang mirip dengan atlet panjat normal.
Dengan papan panjat setinggi 12 meter, Sabar mampu menaklukkannya dalam waktu sembilan detik. Panitia PON terkejut ketika itu. Mereka mengira Sabar baru bisa mencapai puncak dalam hitungan menit. "Sejak saat itulah, Mas, saya mulai diajak ikut even-even," ujarnya.
Karir sebagai atlet panjat tunadaksa pun dirintis. Namun, hal itu ternyata bukan menjadi profesi utama Sabar. Pekerjaan Sabar juga tidak jauh dari tempat tinggi dan panjat-memanjat. Dalam setiap kesempatan, Sabar sering diminta membersihkan gedung-gedung tinggi di sekitar Solo. "Solo Grand Mall, Paragon, biasanya saya yang bersihkan," kata Sabar.
Biasanya, para pembersih gedung tinggi itu menggunakan gondola untuk membersihkan gedung tersebut. Gondola itu bisa naik atau turun sesuai dengan keinginan operator. Namun, Sabar tidak menggunakan alat tersebut. "Saya pakainya high rope. Itu lebih cocok buat saya," ujarnya. Sabar juga sering dimintai bantuan dalam instalasi flying fox di sejumlah wahana hiburan alam.
Kekurangan fisik yang dialami Sabar tak menghalangi dirinya untuk menjadi atlet pemanjat yang diperhitungkan. Meski dengan satu kaki, dia bertekad
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408