Kisah Sabar, Pria yang Bertekad Taklukkan Puncak Tertinggi Eropa dengan Satu Kaki
Percaya Diri, karena Sudah Mahir Mendaki Gunung dan Memanjat Mall
Rabu, 03 Agustus 2011 – 08:08 WIB
Selain sebagai tukang bersih-bersih, Sabar kerap diminta perusahaan tertentu untuk menjadi motivator. Biasanya, perusahaan itu menyewa dia untuk memberikan motivasi kepada karyawan dalam setiap periode. "Kami ajak ke hutan, ajak outbond, mereka yang biasanya suka kantoran itu kan stres Mas. Setelah itu sehat lagi," ujarnya sambil tersenyum.
Pertemuan dengan sang istri, Leni Indria, juga berawal dari kegiatan panjat. Ketika itu, Sabar menjadi pemandu untuk pemanjat menuruni Gua Sapen di daerah Pracimantoro. Leni adalah pemanjat pemula. Sabar- lah yang membantu Leni untuk memanjat turun sekaligus menjemputnya saat naik. "Cinta bersemi di dalam gua," ujarnya sambil terkekeh.
Keduanya menikah pada 2000 dan dikaruniai satu anak yang kini berusia 9 tahun. "Sekarang sudah kelas 4 SD," ujar bapak Novalia itu.
Menghadapi pendakiannya di Elbrus nanti, Sabar mengaku sudah mempersiapkan diri sejak enam bulan lalu. Bukan hanya memanjat, Sabar juga mulai berlatih pendakian di sejumlah gunung. Beberapa gunung seperti Merbabu dan Gede Pangrango menjadi tujuannya berlatih.
Kekurangan fisik yang dialami Sabar tak menghalangi dirinya untuk menjadi atlet pemanjat yang diperhitungkan. Meski dengan satu kaki, dia bertekad
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408