Kisah Satgas Marinir-1 Surabaya Amankan Pulau Terluar
Berteman Laut Pasang, Puting Beliung, dan Dingin Mencekam

Kepulauan Fani yang dikenal sebagai habitat ikan karang dan berbagai biota laut membuat prajurit sejatinya tidak sampai kehabisan pengisi atau pengganjal perut dari rasa lapar. Hanya, masalah selera makan acap menghinggapi mereka.
Penyakit yang dapat muncul kemudian biasanya rasa jenuh dan bosan. Beruntung, mereka memiliki berbagai objek untuk melawan perasaan yang kadang menggelayut di pikiran itu. Untuk membunuh kejenuhan dan rasa bosan, olahraga menjadi salah satu aktivitas yang dapat mengusir dan menyalurkan waktu. ’’Di pos jaga tersedia beberapa perkakas sederhana untuk membuat badan lebih fit,’’ kenang suami Nurul Chasanah yang berputra Alfatif Dirga Sanjaya itu.
Wachit menambahkan, ada kebanggaan sebagai prajurit penjaga pulau terluar. Sebab, mereka termasuk berada di garda terdepan dalam mengamankan tanah air. Enam bulan jauh dari peradaban menjadi momentum lebih untuk mengenali jati diri dan Tuhan. Semangat yang membara menjadi komitmen tidak akan ada lagi kisah tragis seperti dialami Sipadan dan Ligitan yang jatuh ke pelukan negeri jiran Malaysia. ’’NKRI adalah harga mati,’’ tegasnya. (suryo eko/c6/dos)
KONFLIK perbatasan negara di Tanjung Datu, Kabupaten Sambas, Mei lalu mengusik Praka Mar Roby Eka Sanjaya. Langkah Malaysia membangun mercusuar
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri