Kisah Sedih Balita dari Kalbar di RSCM
Sempat Andalkan Bantuan Tetangga untuk Biaya Berobat
Rabu, 24 Februari 2010 – 21:27 WIB
Dituturkannya, anaknya diharuskan menjalani penyinatan pada benjolan di mata kirinya sebanyak 25 kali. Sekali menjalani perawatan dengan penyinaran, uang yang harus dikeluarkan kurang lebih Rp25 juta. Dengan pekerjaan hanya sebagai seorang buruh tani, syamsiyah tidak mungkin mengumpulkan uang sebesar itu.
Baca Juga:
"Saya hanya buruh tani, uang sekali pelaseran bukanlah uang sedikit. Apalagi widya sendiri sudah tidak lagi mempunyai bapak," jelas ibu berumur 35 tahun itu.
Wydia, lanjutnya, dulunya kerap menangis lantaran merasa perih matanya akibat benjolan yang kian membesar. Ketika lahir, sebenarnya kondisi Widya normal-normal saja. Namun beranjak menginjak usia lima bulan, muncul benjolan kecil di mata balita kelahiran 5 Juni 2008 itu.
"Kini Widya mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Ciptomangunkusumo Jakarta, setiap harinya mesti diperban rutin tiga kali sehari. Tiap perban matanya diperbaharui, tangis Wydia seakan mengungkapkan rasa sakit yang luar biasa," rintihnya.
JAKARTA - Selalu ada kisah sedih tentang warga yang kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan karena terbatasanya kemampuan ekonomi. sebut saja Widya,
BERITA TERKAIT
- Kemendagri Bikin Acara Identitas Kependudukan Digital Sejalan dengan Asta Cita Prabowo
- Usut Kredit Fiktif Rp220 M, KPK Panggil Pihak BPR Bank Jepara Artha
- Alvalab Hadirkan Layanan Uji Laboratorium di SIAL Interfood Jakarta 2024
- JADE Hadirkan Inovasi Teknologi Praktik Kedokteran Gigi
- KPK Sebut Paman Birin Mangkir dari Pemeriksaan
- Pj Gubernur Agus Fatoni Terima Anugerah Sahabat Pers Award dari SPS Sumut