Kisah Seorang Mualaf, Berawal dari Surat Al Ikhlas
jpnn.com - NASHRULLAH Ong , dengan niat yang terus dipupuk dan ilmu yang digalinya tiada henti, akhirnya mengucapkan kalimat Syahadat dua kali. Kini dirinya dipercaya mengisi berbagai pengajian dan sering membagi kisahnya.
LAILY MEDIA Y, Purwokerto
Pria yang memiliki nama marga Nashrullah Ong ini sejak lahir merupakan penganut Katholik. Kesukaannya membaca buku, terutama fiksi ilmiah, membuatnya penasaran dengan isi kandungan dari Surat Al Ikhlas.
"Waktu itu saya membaca buku mengenai surat-surat yang ada di Alquran, dan kesukaan saya membaca buku dari halaman belakang yang pada saat itu tertera surat Annas, Al Falaq, dan Al Ikhlas," ujarnya mengawali cerita.
Dari ketiga suratan pendek tersebut, Ong tertarik untuk mendalami makna Surat Al Ikhlas yang berisi tentang Ketuhanan. Maka, dicarinya buku-buku referensi di perpustakaan.
Selama setahun pencariannya, pria yang saat dijumpai Radar Banyumas (Jawa Pos Group) mengenakan baju Koko putih itu, akhirnya memutuskan akan memeluk agama Islam. "Banyak hambatan yang saya hadapi, terutama dari lingkungan keluarga," ungkapnya.
Dengan tekad yang sudah bulat, akhirnya dia mengucapkan kalimat Syahadat pada usia 35 tahun. Setelah memeluk Islam, Ong menikahi wanita muslim.
"Pada pengucapan Syahadat pertama, saya anggap sebagai syarat memeluk Islam, tapi saat itu saya belum benar-benar paham agama ini, hanya memang hati saya sudah terketuk," kata pria kelahiran Purwokerto tersebut.
NASHRULLAH Ong , dengan niat yang terus dipupuk dan ilmu yang digalinya tiada henti, akhirnya mengucapkan kalimat Syahadat dua kali. Kini dirinya
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara