Kisah Seorang Mualaf, Berawal dari Surat Al Ikhlas
Apalagi saat itu, Ong merasa dikucilkan. Tidak hanya dari lingkup keluarganya, tetapi juga teman-teman komunitas dari keyakinan sebelumnya.
Selain itu, dia pun sempat diberi cobaan kehilangan harta. Terlebih saat itu, dia harus menghadapi dua anaknya sakit. Tanpa adanya biaya berobat, Ong pun menjual pakaian yang dimiliki dan dibayar tidak sesuai dengan harga obat yang harus dibeli.
Dari pergulatan batin akan datangnya cobaan tersebut, dia terus memperdalam tentang Agama Islam. Dia mencoba mengikuti kajian-kajian ajaran Islam dan mulai belajar membaca Alquran secara privat bersama guru ngaji.
"Kalau kajian keilmuan selain Alquran, saya bersama jamaah lain, dan juga ada kajian khusus atau halaqoh dengan jumlah jamaah yang tidak banyak," ungkapnya.
Dengan tertanamnya keyakinan dan kebenaran agama Islam yang semakin tumbuh, Ong merasa harus mengucapkan kalimat Syahadat lagi. Sebab, dari proses yang pertama, dirinya belum seratus persen yakin. Setelah melalui proses tujuh tahun pembelajarannya , Ong kembali mengucapkan dua kalimat Syahadat.
Dengan perjalanan panjang dan penuh liku tersebut, Ong merasa harus memiliki prinsip. Dari beberapa hal yang dialaminya, walaupun dengan ikhlas dipandang sebelah mata oleh keluarganya, dia tidak berputus asa.
Bahkan, kini kehidupannya pun terasa lebih tenang dan damai. "Saya masih silaturahmi dengan keluarga, karena Islam itu menganjurkan selalu tersambungnya tali silaturahmi," ucap pria murah senyum ini.
Kini, Ong dan istrinya, Erma Hanura lebih fokus dalam membesarkan keenam anaknya dengan menanamkan ilmu agama sejak dini dan dititipkan dalam lingkungan pesantren. Bahkan, ada anaknya yang mendapat beasiswa karena hapalan Alquran.
NASHRULLAH Ong , dengan niat yang terus dipupuk dan ilmu yang digalinya tiada henti, akhirnya mengucapkan kalimat Syahadat dua kali. Kini dirinya
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408