Kisah Sopir Mobil Jenazah, Berkeringat setiap HP Berdering

jpnn.com, GIANYAR - Sopir ambulans pengantar jenazah bisa dibilang profesi langka. Tak semua sopir mau melakoninya karena banyak cerita-cerita menakutkan yang beredar gara-gara mengemudikan mobil pembawa mayat.
Namun, I Wayan Diatmika termasuk yang istikamah. Sudah 10 tahun belakangan ini Diatmika menjadi sopir ambulans jenazah di Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Gianyar.
Diatmika menuturkan, pada awal-awal melakoni profesinya sempat ragu dan ketakutan. Bahkan, setiap kali ada bunyi telepon, dia langsung berkeringat panas dingin.
Menurut Diatmika, menjadi sopir mobil ambulans jenazah merupakan panggilan tugas. Dia memang tercatat sebagai pegawai di Dinsos Kabupaten Gianyar sejak 12 tahun silam.
Selama ini Diatmika bekerja dengan sistem sif. Dalam 24 jam ada 3 sif. “Tapi harus stand by (bersiap, red) 24 jam,” tuturnya kepada Bali Express.
Saat pertama menyopiri ambulans pembawa jenazah, Diatmika merasa tak terbiasa. Bahkan, suara telepon menjadi teror tersendiri baginya.
Tapi, lama-lama Diatmika terbiasa dengan pekerjaan itu. Rasa takut pun berangsur hilang meski sesekali masih sering muncul.
Dia mengaku sudah terbiasa dengan pekerjaan tersebut. Mengantar jenazah sudah dianggap mengantarkan layaknya seorang penumpang ke tempat tujuan.
Sopir ambulans pengantar jenazah bisa dibilang profesi langka dan tak semua pengemudi mau melakoninya karena kisah-kisah seram.
- Keamanan Wisata Air di Bali Dipertanyakan Setelah Turis Australia Meninggal
- Lapangan Tenis Belum Diserahterimakan, Sudah Dipakai Turnamen Internasional
- Ekspansi Berlanjut, DAIKIN Resmikan Proshop Showroom ke-4 di Bali
- Hidayat Arsani Ingin Anggaran Mobil Dinas Gubernur Babel Dialihkan Beli Ambulans
- Legislator PDIP Sebut Bandara Buleleng Bakal Memperberat 'Overtourism' di Bali
- Wamenpar Ni Luh Puspa Petakan Potensi Wisata di Bali Timur, Ini Tujuannya