Stori tentang SPG Menjadi LC Sejak Pandemi, Jajakan Diri, Terjerat Utang pada Agensi

Stori tentang SPG Menjadi LC Sejak Pandemi, Jajakan Diri, Terjerat Utang pada Agensi
Ilustrasi LC menemani tamu di tempat karaoke. Foto : Ricardo/JPNN.com

Lara pun terpaksa menuruti apa pun maunya tamu. Sebab, dia tak mau menanggung risiko. 

“Kalau tidak (menuruti permintaan tamu, red) nanti kena komplain, kami yang dimarahi," ungkapnya. 

Menurut Lara, di tempat hiburan tempatnya bekerja ada sekitar 200 LC. Semuanya bisa diajak begituan, termasuk dibawa ke luar.

"Sering juga yang ajak begitu. Itu tergantung kesepakatan harga dengan maminya (muncikari, red) saja," katanya.

Wanita berlesung pipi itu mengaku memiliki pacar. Lara mengenal kekasihnya juga di tempat tersebut. 

"Punya pacar, dahulu tamu juga," jawabnya singkat.

Ada pula kisah serupa dari Vera -bukan nama sebenarnya- yang juga LC. Wanita asal Lampung itu menjadi pemandu lagu karena ajakan teman.

“Saya bisa bekerja di sini karena diajak teman. Sebelumnya juga SPG," katanya. 

Sekelumit kisah LPG menjadi LC sejak pandemi Covid-19. Kesulitan alih profesi karena terjerat utang pada agensi. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News