Kisah Spiritual: Berguru Kepada Pak Mat

Rektor Universitas Widyagama Prof Dr Iwan Nugroho

Kisah Spiritual: Berguru Kepada Pak Mat
Rektor Universitas Widyagama Prof Dr Iwan Nugroho. Foto Radar Malang/JPNN.com

jpnn.com, MALANG - Mengembangkan budaya organisasi secara positif menuntut setiap orang selalu dalam proses pembelajaran. Proses ini berfokus kepada orang, bagaimana sikap dan perilaku hidupnya agar terus belajar.

Hal ini tidak hanya berlaku untuk orang lain. Justru yang penting adalah untuk diri sendiri. Apakah saya ini pembelajar?

Belajar dari buku atau bacaan adalah hal biasa di perguruan tinggi. Saya atau para dosen sudah biasa melakukan.

Nah, dari amanah jabatan di kampus ini justru saya belajar banyak dari pengalaman. Berikut ini adalah salah satu pengalaman yang penuh nilai kehidupan.

Dari sekian banyak dosen atau tenaga pendidik di kampus kami, saya mengenal seseorang. Saya memanggilnya Pak Mat. Pak Mat adalah seorang pekerja di kampus, khususnya menangani perbaikan hingga pengecatan perkayuan, reparasi meja, kursi, kusen, pintu, jendela, atau mebel lainnya.

Beliau bekerja sendirian dan telah bekerja bertahun-tahun menangani hal yang sama. Posisinya bekerja terus berputar, dari satu ruang ke ruang lainnya. Dan entah berapa lama kembali di tempat yang sama.

Suatu waktu beliau memperbaiki kusen pintu yang dimakan rayap, di waktu lain memperbaiki dan mengecat ulang kursi.

Saya selalu mencoba meluangkan waktu untuk ngobrol dengan Pak Mat meski sesaat. Sambil kerja, beliau jelaskan jenis-jenis kayu dan besi bahan kursi. Beliau katakan, kursi satu akan lebih bertahan dibanding kursi lainnya.

Kisah spiritual kali ini dipaparkan Rektor Universitas Widyagama Prof Dr Iwan Nugroho tentang makna belajar kepada Pak Mat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News