Kisah Spiritual: Berguru Kepada Pak Mat

Rektor Universitas Widyagama Prof Dr Iwan Nugroho

Kisah Spiritual: Berguru Kepada Pak Mat
Rektor Universitas Widyagama Prof Dr Iwan Nugroho. Foto Radar Malang/JPNN.com

Memang para doktor secara normatif sudah dibekali ilmu. Ilmu itu hendaknya terus dikembangkan, tidak terpengaruh lingkungan sekelilingnya. Ilmu itu menjadi teman hidup di kala sendiri, ramai, suka, duka, atau di manapun.

Ia terus membaca, menulis, dan meneliti. Dari ilmu itulah si doktor hidup dan memberikan kemanfaatan bagi masyarakat. Rasanya Pak Mat layak menyandang doktor.

Kedua, kepatuhan dan ketaatan. Pak Mat mengajarkan perihal hidup untuk bekerja patuh dan taat prosedur dan kewajiban.

Ini penting bagi saya, agar mengendalikan diri dalam menjalankan amanah. Saya bukanlah bapak rektor sepenuhnya.

Di kampus, saya harus tahu ”posisi”. Misal, saat saya menjadi seorang guru bagi mahasiswa, saat menjadi kolega bagi para dosen, saat menjadi murid ketika belajar IT ke staf, atau saat menjadi pribadi di masjid.

Ketiga, keikhlasan. Pak Mat mengajarkan untuk ikhlas. Ini yang membuat hidupnya tampak sederhana, sehat, dan panjang umur. Perihal ini, tampaknya saya masih terus belajar. (***)


Kisah spiritual kali ini dipaparkan Rektor Universitas Widyagama Prof Dr Iwan Nugroho tentang makna belajar kepada Pak Mat.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News