Kisah Spiritual: Harapan setelah Ramadan Berlalu
Pertama, yaitu semakin meningkatnya keyakinan akan kehadiran Allah SWT. Keyakinan ini menjadi kekuatan besar bagi kita dalam mengarungi kehidupan ini sehingga kita akan selalu berusaha berjalan di atas rel yang telah digariskan.
Dan ini tentu dampaknya luar biasa, karena semakin berdampak terhadap tumbuh suburnya sifat jujur, tanggung jawab, dan semacamnya.
Melalui ibadah puasa, kita dilatih, di antaranya, tidak makan, minum, berhubungan dengan istri di siang hari. Padahal, itu semua milik kita sendiri dan berhak untuk memanfaatkannya.
Tapi, kita belajar bersabar dan menahan diri untuk tidak melakukannya. Kalau itu sudah berhasil dilakukan, maka kita yakin akan lebih bisa menahan diri terhadap milik orang lain yang bukan haknya.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menyaksikan sejumlah oknum pejabat yang lebih takut terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) daripada kepada Allah. Tidak jarang juga kita lebih malu terhadap sesama manusia daripada kepada Allah.
Kita malu kalau kebohongan atau kecurangan kita diketahui sesama manusia, tapi kita tidak malu kepada Allah. Bahkan, kita menjadikan Allah sebagai saksi terhadap kemungkaran dan kemaksiatan yang kita lakukan.
Ramadan telah mendidik kita untuk lebih meyakini bahwa Allah mengetahui semua yang kita lakukan, baik yang tersirat maupun yang tersurat. Kita yakin Allah selalu melihat kita, meski kita tidak melihat Allah, semoga mampu mengurangi berbagai praktik buruk di masyarakat.
Kedua, yaitu semakin tumbuhnya rasa syukur atas segala nikmat yang telah dikaruniakan Allah SWT kepada kita. Ketika Ramadan berlangsung, kita berusaha merasakan bagaimana pedihnya saudara kita yang kurang beruntung dan bagaimana beruntungnya kita yang mendapatkan berbagai karunia Allah. Ini menimbulkan rasa solidaritas yang tinggi sehingga kita akan semakin peduli pada saudara kita yang kebetulan kurang beruntung.