Kisah Sukses Adi, Sang Konselor Balai Galih Pakuan Usai 13 Tahun Jadi Pengguna 'Barang Haram'

Kisah Sukses Adi, Sang Konselor Balai Galih Pakuan Usai 13 Tahun Jadi Pengguna 'Barang Haram'
Adi (37) sukses menjadi konselor di Balai Galih Pakuan Bogor usai menjadi korban penyalahgunaan NAPZA. Foto: Kemensos

Konsep terapi kelompok mampu merubah pola pikir Adi melalui pendekatan dengan menggunakan media kelompok, dalam membentuk sebuah frame berpikir bagi Adi bahwa dia mampu untuk bangkit menuju pulih, menata masa depan yang lebih baik. Sedangkan terapi individu berfungsi membentuk cara berpikir Adi agar mampu berperilaku positif.

Konsep self help menjadi kunci penting dalam proses pemulihan. Di setiap sesi terapi, baik Pekerja Sosial maupun Konselor Adiksi menekankan pentingnya optimalisasi potensi diri masing masing untuk menolong diri mereka dari kecanduan Napza. Ini pun berlaku untuk Adi.

Adi diberikan edukasi juga oleh Pekerja Sosial dan Konselor Adiksi tentang teknik-teknik pencegahan relapse ( relapse prevention ). Sesi ini sangat penting bagi Adi agar dia memiliki kemampuan untuk mengendalikan dirinya agar tidak kembali relapse.

Di tengah-tengah masa rehabilitasinya, Adi diberikan kesempatan untuk mengembangkan potensinya. Adi adalah seorang yang pandai bermain musik. Tidak jarang Balai meminta bantuannya ketika ada acara-acara yang memerlukan pertunjukan musik. Ini jugalah yang membuat Adi semakin percaya diri.

"Berselang dua bulan pikiran mulai terbuka dan hati saya tersentuh dengan pendekatan konselor dan pihak-pihak terkait di Balai Galih Pakuan," kenang Adi.

Energi positif dari Galih Pakuan yang dirasakan Adi ialah balai memberikan kesempatan untuk menggali potensi dirinya selama menjalani hari-hari rehabilitasi.

"Saya diberikan ruang mencari dan menggali potensi diri, termasuk kepercayaan mengemban tanggung jawab. Itulah yang tidak pernah didapatkan di lingkungan luar karena saya selalu diragukan," ungkapnya.

Konsep terapi bagi Adi melalui metode pemulihan di balai pada dasarnya mencakup penanaman pola berpikir positif dan pembentukan komitmen diri. Selanjutnya akan termanifestasikan dalam bentuk perilaku positif, terlepas dari adiksi Napza, pulih, bertanggung jawab, mampu melakukan peran sosialnya, sehingga dapat membentuk pola interaksi yang baik dengan lingkungannya.

Adi (37) sukses menjadi konselor di Balai Galih Pakuan Bogor usai menjadi korban penyalahgunaan NAPZA. Simak kisahnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News