Kisah Sukses Hugua Mempromosikan Eksotisme Wakatobi ke Dunia
Ada satu program yang sangat sukses, yakni Sail Wakatobi–Belitong pada 2011. Kegiatan wisata bahari Juli–Agustus 2011 tersebut ternyata mendatangkan investasi yang sangat besar. ”Nilainya mencapai Rp 1,6 triliun. Saya tidak menyangka,” kata suami Ratna Sari Lada itu.
Untuk menjaga aset wisata di Wakatobi, bupati kelahiran Tomia, 31 Desember 1961, tersebut mengundang lembaga-lembaga internasional agar melakukan penelitian dan perlindungan bagi biosfer di Wakatobi. Hasilnya, taman nasional laut Wakatobi diakui UNESCO sebagai cagar biosfer dunia.
Hugua juga mengumpulkan para nelayan di Wakatobi dan membuat perjanjian zona penangkapan ikan. Itu dilakukan untuk melindungi ikan-ikan langka seperti Napoleon. Agar kebijakannya mulus, Hugua selalu melibatkan tokoh adat. Bahkan, tokoh suku Bajo pun dijadikan pejabat di pemkab.
”Saya selalu berusaha menyatukan tokoh adat dengan pemerintah. Itu saya rasa kunci keberhasilan pemerintahan,” ujar ayah Ayu Berliner Hugua, Deden Sydney Hugua, dan Aira Dublin Hugua itu.
Saat ini ada dua proyek besar yang menunggu untuk diresmikan Presiden Joko Widodo. Dua proyek tersebut adalah PLTU dan International School for Marine and Protected Area Management. Sekolah itu direncanakan untuk jenjang S-1, S-2, dan S-3.
”Pada periode pertama program saya menjadikan Wakatobi sebagai pusat segi tiga karang dunia. Itu sudah berhasil. Pada periode kedua saya ingin jadikan Wakatobi sebagai pusat peradaban. Sekolah internasional kelautan salah satunya,” kata alumnus Universitas Halu Oleo Kendari itu. (c7/tom)
Kalau tidak ada Susi Pudjiastuti, mungkin Bupati Wakatobi Hugua sudah menjadi menteri kelautan dan perikanan. Dari tangan dingin pria asal Pulau
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408