Kisah Sukses Pengusaha Tiwul: Yosea Suryo Widodo
Sehari Produksi 1,2 Ton, Pemesan dari Malaysia hingga Hongkong

Dia menjelaskan, tahun 2012 lalu, dirinya diundang ke istana negara untuk mendapatkan piagam penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara. Piagam tersebut dia dapatkan pada Desember tahun 2012 lalu.
Yosea mendapatkan piagam ini dari Kementerian Pertanian karena usaha yang dia tekuni dianggap dapat memelopori, meningkatkan, dan memberikan keteladanan untuk mewujudkan ketahanan pangan. Bidang usahanya produksi tiwul dan gatot melalui UD Riang yang dia pimpin.
UD Riang merupakan usaha pengolahan hasil komoditas pertanian ubi. Bukan hanya tiwul dan gatot biasa saja yang dia produksi. Sebab, tiwul dan gatot tersebut memang sangat berbeda dengan yang ada di pasaran.
Tiwul dan gatot yang dibuat oleh Yosea ini mampu tahan hingga satu tahun. Tidak langsung basi seperti tiwul dan gatot umumnya.
Yosea menjelaskan, penghargaan berhasil didapatnya setelah melewati tahapan seleksi mulai dari tingkat kabupaten. Yang menyeleksi adalah Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Malang.
”Di tingkat kabupaten, UKM saya yang mewakili. Setelah itu ada tim penilai independen dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Tim penilai ini juga mengatakan oke, sehingga bisa dapat penghargaan tingkat nasional,” ungkapnya.
Saat itu Yosea masih mengingat ada juga beberapa pengusaha yang dapat penghargaan dari presiden. Namun, yang paling banyak adalah tokoh kepala desa dalam penghargaan ketahanan pangan ini.
”Ada sekitar 35 orang yang dapat penghargaan waktu itu,” ungkapnya.
MAKANAN tiwul (berbahan ubi kayu) masih dianggap sebelah mata oleh sebagian besar masyarakat. Namun, di tangan Yosea Suryo Widodo, tiwul menjadi
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu