Kisah Sukses Penyandang Disabilitas, Punya Uang Banyak tapi Nggak Dipercaya

Kisah Sukses Penyandang Disabilitas, Punya Uang Banyak tapi Nggak Dipercaya
Ketua Aris Yohanes Elean Information & Technology For the Blind (ITCFB). Foto: Yessy Artada/JPNN.com

"Handphone yang kami gunakan sama saja merknya, nggak ada merk khusus. Biasanya di situ (handphone) sudah ada softwarenya, nah kami cuma buat tutorialnya. Untuk mengakses navigasi di ponsel, kita harus apal gerakan jari," ungkap Aris sambil memeragakan ponsel yang dia miliki.

Dia pun tampak cekatan menggunakan smartphone layar sentuh miliknya. Aris juga fasih saat memeragakan untuk mengakses ponselnya tersebut. Mulai dari mengetik pesan singkat, masuk ke menu lainnya di smartphonenya. Bahkan lewat smartphonenya tersebut, dia berhasil sampai di tujuan dengan memberikan arahan pada sopir taksi.

"Tadi tebak saya ke sini sama siapa?," tanya Aris memberi pertanyaan.

"Dijemput," jawab penulis mencoba menebak.

"Salah, saya sendirian ke sini, nggak ada yang nganter. Sama supir taksi, tapi supir taksinya nggak tahu daerah sini. Jadi lewat handphone ini tinggal diakses aja, saya bisa sampai ke sini. Saya juga nggak tahu jalan, jadi saya yang tadi arahin sopirnya jalan," kisah dia.

Pria yang punya hobi baca buku ini mengaku miris melihat masih banyak masyarakat yang mengesampingkan dan menganggap rendah keberadaan sekitar 3 juta penyandang disabilitas di Indonesia. Pria yang suka jalan-jalan ini berharap masyarakat tidak memandang sebelah mata kaum disabilitas. Menurutnya, semua manusia punya hak yang sama untuk dihargai.  

"Saya waktu itu jalan-jalan berdua sama temen saya yang tunanetra juga, kami dianggap mau ngamen dan mau diusir, padahal waktu itu kami mau ke museum ikan dan sudah beli tiketnya. Pandangan di masyarakat masih seperti itu, kami punya uang banyak pun nggak dipercaya. Makanya gimana caranya kami mau menunjukkan bahwa kami juga punya uang dan bisa berkarya," tegasnya. (chi/jpnn)


JIKA boleh memilih tak ada satupun manusia di dunia ini yang ingin terlahir tidak sempurna. Keinginan itu juga diharapkan oleh Aris Yohanes Elean.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News