Kisah Sukses Seniman Visual Effects Indonesia Berkarya di Australia Sampai Menembus Hollywood

"Segala hal dilakukan untuk bertahan sampai dapat kerja [yang diinginkan]," ujar Davi.
Menurutnya, kunci untuk bisa bekerja di industri tersebut adalah dengan menambah keterampilan sebanyak mungkin.
"Pokoknya pengalaman tetap ditambah, sehingga pas ada kesempatan, perusahaan akan berpikir, 'Oh, orang ini sudah mengerjakan semua'," katanya.
Sementara itu, Osa menekankan pentingnya membangun jaringan atau 'network' dengan pelaku industri tersebut.
"Kalau tidak mengirim 'showreel' [portfolio], mengirim email, berhubungan dengan orang di LinkedIn, tanya feedback 'showreel', mereka enggak mungkin tahu kita ada," kata Osa.
"Setelah melihat situs perusahaan yang membuka lowongan, bisa buka LinkedIn, kasih tahu HRD bahwa kita sudah apply."
Bekerja secara virtual untuk perusahaan asing
Di Bali, Aryo, bekerja sebagai 'visual effects (VFX) artist', termasuk di sebuah rumah produksi film di Jakarta selama empat tahun.
Menurutnya banyak sineas di Indonesia seperti dirinya yang masih kurang dihargai, baik dari segi gaji atau jam kerja.
Beberapa seniman visual effects asal Indonesia berhasil menembus layar industri perfilman Australia, di saat masalah gaji dan waktu kerja masih jadi tantangan mereka yang di dalam negeri.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia