Kisah 'Syeh Puji' dari Yaman

Kisah 'Syeh Puji' dari Yaman
Kisah 'Syeh Puji' dari Yaman

Bila melawan, akan dipukul. Siksaan itu baru berakhir ketika ayah dan suaminya cekcok. Pada momen itulah ayahnya memberi izin anaknya untuk mencari bantuan pada tetangga untuk mengatasi persoalannya. Arwa berlari menuju rumah tetangganya.

Disanalah dia mengadu nasib. Meminta dipinjami sejumlah uang untuk biaya perjalan ke pengadilan. Dia ingin segera bercerai dan berharap hakim berbelas kasihan hingga menjamin kebebasannya. Usaha itu tak sia-sia. Dia mendapatkan haknya. Arwa adalah penyelamat bagi kaumnya. Dia menciptakan sejarah besar di Yaman. Negara itu harus meninjau ulang aturan hukumnya tentang usia minimal diperbolehkan menikah.

Sekisah dengan gadis lain, Reem. Usia 12 tahun di dipaksa menikah. Dia mengalami penderitaan tak kalah pahit dari Arwa. Disiksa, dilecehkan, dipukuli, bahkan pernah dikurung 11 hari di dalam rumahnya. Ketika masa itu, dia ingin mengakhiri hidup dengan pisau dapur. Tapi maut enggan menjemput. Dia diselamatkan Ibunya. Kini kasus Reem tengah ditangani pengadilan, belum ada keputusan. Reem masih menyimpan angan-angan; pertama bercerai, kedua kuliah.

Di Yaman, usia minimal menikah adalah 15 tahun. Di daerah-daerah pedalaman nan miskin, usia menikah dibawah umur adalah hal yang wajar. Parlemen segera menindaklanjuti peristiwa yang dialami Arwa. Dalam gedung wakil rakyat itu muncul perdebatan bahwa usia minimal menikah akan dinaikkan menjadi 18 tahun. Tapi usaha itu masih terkendala penentangan dari kekuatan oposisi dari kelompok konservativ.

BETAPA pilunya Arwa, gadis kecil sembilan tahun di Yaman. Anak sekecil itu dipaksa menikah orangtuanya awal tahun lalu. Dia kontan menolak keputusan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News