Kisah Tiga Pekerja Indonesia Berpuasa di Pedalaman Australia
"Ketika pulang nanti, saya akan menyebarkan informasi kepada banyak orang di Lebak mengenai adanya program Working Holiday Visa."
"Di tempat saya, banyak yang belum tahu mengenai adanya program ini, yang menurut saya sangatlah bermanfaat." katanya lagi.
Kandi Rahmat, Renmark (Australia Selatan)
Photo: Kandi Rahmat ketika sedang berlibur di Sydney (Foto: Istimewa)
Kandi Rahmat yang sekarang berusia 27 tahun bekerja di perusahaan packing citrus (pengepakan buah-buahan jeruk) di kota Renmark, 257 km dari ibukota Australia Selatan, Adelaide.
Kandi yang berasal dari Banten tersebut sebelumnya menyelesaikan pendidikan S1 Sastra Inggris dari Universitas Pasundan Bandung, dan sudah bekerja sebagai bagian dari Working Holiday Visa (WHV) hampir dua tahun.
"Karena sudah hampir dua tahun, ini menjadi Ramadan kedua yang saya jalani di Australia karena tahun lalu saya juga di sini pas bulan puasa," kata Kandi yang dihubungi melalui surat elektronik.
Menurut Kandi di tempat kerjanya sekarang selain warga Australia, banyak juga orang dari Asia seperti Malaysia, Vietnam dan Taiwan. Sehingga dia tidak banyak mendapat pertanyaan soal puasa selama bulan Ramadan.
Kandi mengalami masa sulit untuk menyesuaikan diri di awal-awal puasa karena dia bekerja dalam shift siang. Shift tersebut lamanya adalah 12 jam sehari.
- Dunia Hari Ini: PM Kanada Justin Trudeau Mundur karena Popularitasnya Menurun
- Program Makan Bergizi Gratis Diharapkan Menyasar Anak Indonesia di Pedalaman
- Dunia Hari Ini: Etihad Batal Lepas Landas di Melbourne karena Gangguan Teknis
- Kabar Australia: Sejumlah Hal yang Berubah di Negeri Kangguru pada 2025
- Misinformasi Soal Kenaikan PPN Dikhawatirkan Malah Bisa Menaikkan Harga
- Dunia Hari Ini: Mantan Menhan Israel Mengundurkan Diri dari Parlemen