Kisah Titi dan Nurbaitih, Rela Meninggalkan Ortu yang Sakit demi Honorer K2

Kisah Titi dan Nurbaitih, Rela Meninggalkan Ortu yang Sakit demi Honorer K2
Tiga pimpinan Perkumpulan Hononer K2 Indonesia Nunik Nugroho (berdiri), Titi Purwaningsih, Nur Baitih (jilbab putih) saat menunggu rapat Panja ASN yang bersifat tertutup, di Senayan,Senin (24/2). Foto: Mesya/JPNN.com

Rintangan dari dalam organisasi PHK2I paling kencang. Kelompok yang ngotot jadi PNS menghujat Titi habis-habisan.

Sedangkan Nur yang belum lulus PPPK ikut dihujat karena sering mendukung Titi.

Namun, hujatan tidak membuat mereka mundur dari patah arang. Mereka makin menunjukkan eksistensi sebagai pejuang honorer K2 sejati.

Dalam dua pekan terakhir, Nur mengawal Komisi II dan X DPR RI. Kepada pimpinan dan anggota komisi, dititipkan pesan agar masalah penyelesaian honorer K2 menjadi aparatur sipil negara (ASN) dituntaskan pemerintah.

Bahkan Nur secara khusus menyampaikan langsung kepada Mendikbud Nadiem Makarim agar guru honorer K2 dan tenaga kependidikan diprioritaskan di 2021.

Begitu juga saat rapat dengar pendapat (RDP) Komisi II DPR RI dengan KemenPAN-RB dan BKN pada 8 September 2020, Titi dan Nur mengawal langsung.

Kendati saat itu keduanya tengah kesusahan. Ibunda Titi dirawat di rumah sakit. Sebagai anak tertua, dia harus merawat ibunya.

Namun, demi memperjuangkan nasib honorer K2 dia rela meninggalkan ibunya yang sedang sakit.

Inilah kisah mengharukan Titi Purwaningsih dan Nurbaitih dalam memperjuangkan nasib 400 ribu honorer K2.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News