Kisah Tragis Tenaga Medis yang Merawat Pasien Covid-19
jpnn.com, JAKARTA - Nurdiansyah, perawat di Rumah Sakit Pusat Infeksi Sulianti Saroso (RSPI SS) menceritakan pengalamannya berjibaku merawat pasien COVID-19 dan suka duka selama menjalani tugas hingga stigmatisasi yang dihadapi pada tenaga medis.
"Duka yang kita alami adalah teman-teman kita banyak sekali yang mengalami stigma negatif," kata Nurdiansyah saat berbagi cerita di Gedung Graha BNPB Jakarta, Minggu (19/4).
Nurdiansyah telah bekerja di RSPI Sulianti Saroso selama satu tahun. Perjalanan menangani pasien COVID-19 dimulai awal Maret 2020, dari dua orang bertambah 10 dan meningkat terus.
Hingga kini RSPI SS hanya menangani pasien COVID-19, pasien bukan COVID-19 sekarang dialihkan ke rumah sakit lainnya.
"Seiring berjalannya waktu, pasien terus bertambah. Kita punya banyak suka dan duka," ujarnya.
Ia mengatakan ada teman-temannya sesama paramedis diusir dari kontrakan, ada teman-temannya yang memiliki anak, diasingkan oleh anak-anak tetangganya karena takut tertular.
"Jadi kalau anaknya main dengan anak tetangga, lalu diambil anaknya, untuk tidak dekat, seperti itu," kata Nurdiansyah.
Sekarang ini, lanjut Nurdiansyah, sudah banyak teman-teman tenaga medis yang mengalami atau terinfeksi virus corona jenis baru SARS-CoV-2.
Nurdiansyah, perawat di Rumah Sakit Pusat Infeksi Sulianti Saroso (RSPI SS) menceritakan pengalamannya berjibaku merawat pasien COVID-19. Simak kisahnya.
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Korupsi Insentif Nakes RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tangkap 3 Tersangka Baru
- Korupsi Pengadaan Masker Covid-19 di NTB, Kerugian Negaranya
- Soal Pelarangan Hijab di RS Medistra, Pengamat Kebijakan Publik Singgung Opsi Gugatan Hukum
- Menkes Sebut Virus Mpox atau Cacar Monyet Tidak Mengkhawatirkan seperti Covid-19
- Jilbab IKN