Kisah Tragis TKW, Dipaksa Makan Kotoran Anak Majikan

Kisah Tragis TKW, Dipaksa Makan Kotoran Anak Majikan
Wakil Bupati Sambas, Hairiah (kiri) dan Kepala Dinas P3AP2KB, Wahidah (ketiga dari kiri) mendampingi TKW asal Sambas, Nurhaye (tas merah), melapor ke Mapolres Sambas, Senin (7/8). Foto: SAIRI/Rakyat Kalbar/JPNN.com

Dia mengatakan, berdasarkan pengamatan awal dan cerita atau keterangan sementara dari korban, kemungkinan kasus ini akan diserahkan ke Polda Kalbar untuk dikoordinasikan ke Mabes Polri.

“Tempat kejadian penganiayaan korban tersebut diduga di rumah majikannya di Bintulu Malaysia. Sementara perekrutannya, kemungkinan di Kota Singkawang,” papar Real.

Terpisah, Direktur Eksekutif Bumi Assambasy (Buruh Migrant Assambasy), Galih Usmawan mengutuk keras tindakan majikan Nurhaye. “Perbuatan majikannya itu tidak berprikemanusiaan,” katanya.

Olehkarenanya, Galih sangat mengapresiasi tindakan cepat Pemkab Sambas yang mendampingi korban untuk melapor.

“Semoga saja majikannya mendapatkan hukuman setimpal, termasuk yang merekrutnya,” harapnya.

Belajar dari kasus Nurhaye ini, Galih kembali mengingatkan warga yang ingin bekerja ke luar negeri untuk melengkapi dokumennya.

“Supaya ketika terjadi masalah, dapat ditangani secara maksimal, baik oleh Pemerintah Pusat (BNP2TKI, Konjen RI di negara bersangkutan, red) maupun Pemda setempat dan NGO yang konsen soal TKI,” paparnya.

Menurutnya, permasalahan yang melingkupi para pahlawan devisa ini karena nonprosedural. Sehingga mudah terjerat sindikat perdagangan internasional atau bekerja tidak sesuai kontrak yang janjikan.

Nasib tragis dialami Nurhaye, 22. Dia dianiaya majikannya di Bintulu, Malaysia, hingga mengalami cacat permanen di jari, bibir, kepala dan punggung.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News