Kisah Tujuh Dokter Muda Bertugas Melayani Masyarakat di Desa Terpencil

Perjuangan Bawa Ibu Hamil Seberangi Laut

Kisah Tujuh Dokter Muda Bertugas Melayani Masyarakat di Desa Terpencil
Kisah Tujuh Dokter Muda Bertugas Melayani Masyarakat di Desa Terpencil

Dia mengatakan, satu-satunya rumah sakit terdekat dengan Desa Malakopa adalah RSUD Pulau Sipora, Mentawai. "Untuk mencapai ke RSUD tersebut harus melewati laut selama sembilan jam dengan kapal kayu dan lautnya dalam kondisi tenang. Tapi, kalau pakai perahu motor mesin 80 PK, bisa 3 sampai 4 jam," terang dokter kelahiran Lombok, 16 Agustus 1988, tersebut.

Namun, Gustin dan rekan-rekannya tidak bisa serta-merta membawa wanita hamil itu ke RSUD karena harus mendapatkan persetujuan dokter di Puskesmas Desa Sikakap. Jauhnya 40 kilometer dari Malakopa, lebih dekat ke RSUD Sipora. "Padahal, itu saya rasa tidak perlu. Tapi, kata bidan yang menangani saat itu, kalau mau ke RSUD, harus dapat persetujuan dari Puskesmas Sikakap. Akhirnya mau tidak mau ibu itu kami antar dulu ke Sikakap sebelum ke RSUD," keluhnya.

Sampai di Puskesmas Sikakap, problem berikutnya adalah tidak ada kapal motor yang bisa membawa mereka ke RSUD Pulau Sipora. "Kami harus mencari dan melobi warga yang punya perahu motor agar bersedia membawa kami ke RSUD. Itu pun tidak mudah. Maklum, harga kapal itu sangat mahal, sekitar Rp 60 juta," tutur Gustin.

Di tengah kebingungan untuk menyelamatkan nyawa sang ibu dan bayinya tersebut, tiba-tiba seorang pastor gereja Katolik di Sikakap bersedia meminjamkan perahu motornya. "Kami memanggilnya Romo Pei," ucap Gustin yang aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan semasa kuliah.

Perjuangan Gustin dan rekan-rekannya serta warga desa yang membantu mereka menyelamatkan ibu dan bayinya akhirnya berbuah manis. Ibu dan si bayi lahir dengan selamat dan sehat di RSUD Pulau Sipora. "Bahkan, bayinya ternyata kembar dua. Itu baru kami ketahui saat si ibu diperiksa di Puskesmas Desa Sikakap," ujarnya riang.

Dokter muda itu mengatakan, kegigihannya melayani kesehatan masyarakat di daerah terpencil tersebut hanya bermodalkan niat dan semangat agar bisa menjadi inspirasi. "Bukan semata-mata ingin mengubah Indonesia menjadi lebih baik," tandas dia. (*/c2/ari)


Menjelang pelaksanaan Millenium Development Goals (MDGs) yang tinggal setahun lagi, tujuh dokter muda memilih bertugas di daerah-daerah terpencil.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News