Kisah Ummah, Ibu Dua Bersaudara Pemicu Bentrokan Sampang
Kamis, 30 Agustus 2012 – 10:46 WIB
Seperti halnya sang ibu, Iklil mengaku tidak pernah menduga konflik antara dua adiknya itu bisa mengakibatkan bentrokan yang begitu besar. "Saya tidak menyangka. Padahal, dulu di keluarga kami tidak pernah ada masalah yang tidak bisa diselesaikan dengan baik," tambahnya.
Menurut Iklil, semua bermula ketika Rois merasa sakit hati kepada Tajul dan menyatakan diri keluar dari Syiah. Padahal, kata Iklil, ketika masih berkeyakinan Syiah, Rois-lah yang paling getol berdakwah dan mengajak warga di sekitar untuk masuk paham itu. Namun, keadaan berubah setelah niat Rois untuk meminang gadis pujaannya gagal. Bahkan, si gadis malah dinikahi pengikut Syiah. Rois pun kecewa berat dan keluar dari Syiah. Dia kemudian menganut Sunni.
"Saat itulah konflik di keluarga kami tidak pernah bisa diselesaikan. Ibu beberapa kali meminta saya mendamaikan Tajul dan Rois, tapi hingga mereka dipertemukan di Polres Sampang pun (pascabentrok Desember 2011), perdamaian tidak tercapai," beber dia.
Iklil menceritakan, di keluarganya kebebasan dalam berkeyakinan dijunjung tinggi. Itu terbukti, meski orang tua mereka menganut Syiah, anak-anaknya tidak dilarang untuk mengikuti ajaran Islam Sunni. Baru setelah sang ayah, Ma"mun, meninggal dunia pada 2006, satu per satu anaknya mengikuti jejak orang tuanya menjadi Syiah. Yang pertama Tajul Muluk yang saat itu baru pulang dari Arab Saudi. Kemudian, diikuti saudara-saudara lainnya, termasuk Iklil dan Rois.
BENTROKAN warga di Desa Karanggayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Madura, Minggu lalu (26/8), ternyata berawal dari masalah keluarga. Bukan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408