Kisah Veteran 93 Tahun, Lawan Perintah Jenderal Ahmad Yani Demi Sahabat

Beruntung sebagian besar kehidupan dia untuk makan dan minum mendapat bantuan dari pasukan, sehingga gajinya bisa disisakan untuk keluarganya.
"Kalau kami selesai menyerang tempat pasukan Belanda, kami senang sekali karena bisa ambil senjata dan makanan mereka. Banyak sekali makanan mereka," katanya lagi sambil tertawa.
Komis mengakui, dia juga sudah berulang kali terkena tembakan saat perang.
Namun, Tuhan masih melindunginya hingga saat ini dan membiarkannya menceritakan sejarah untuk para penerusnya.
Setelah Indonesia dinyatakan merdeka 72 tahun lalu, beberapa tahun kemudian Kakek Komis dan keluarga memilih kembali tanah kelahirannya di Adonara.
Komis melanjutkan hidupnya sambil bertani dan membesarkan anak-anaknya dengan didikan semi militer. Maklum tentara, ketegasan dan kedisplinan adalah bagian dari hidupnya.
Meski sudah tidak jadi menjadi tentara, Kakek Komis masih menjalankan sikap hidup disiplin.
Dia selalu tepat waktu untuk jam makan, mandi pagi dan sore. Terlambat sedikit dianggapnya sebagai kesalahan. Beruntung dia tidak memberi hukuman untuk orang yang terlambat.
"Kami waktu itu tidak pikir pulang hidup-hidup. Kami pikirkan bagaimana usir ini Belanda, supaya kita tidak menderita dijajah terus. Masuk keluar
- Kerja Sama TNI-Unud Disorot, Kolonel Agung Bilang Begini
- Dedi Mulyadi Buka Opsi Revisi Kerja Sama dengan TNI AD
- TB Hasanuddin Minta Kerja Sama Pemprov Jabar dan TNI AD Ditangguhkan, Ini Alasannya
- Kerja Sama Dedi Mulyadi & KSAD Dinilai Melanggar UU TNI
- Optimalisasi Lahan Tidur, Pupuk Indonesia Gandeng TNI AD dan PTPN
- Bela Kenaikan Pangkat Teddy Seskab, KSAD: Kewenangan Panglima TNI dan Saya