Kisah Warga Indonesia Bertahan dalam Badai Ekonomi Akibat Lockdown di Melbourne

Banyak diantara pemilik bisnis di Melbourne merasa khawatir mereka tidak akan mampu bertahan jika bisnis mereka akan ditutup sementara selama enam minggu.
Tapi dengan berbekal pengalamannya menjalani bisnis butik selama belasan tahun, Zurlia yakin jika ia akan bisa melalui "badai" dengan baik.
"Kami optimis badai kali ini juga bisa dilalui, jadi berpikiran positif, karena bukan sesuatu yang permanen," ujar Zurlia yang kini hanya melayani pembelian online.
Zurlia yang pindah ke Australia di tahun 1988 untuk meneruskan sekolahnya mengatakan banyak hal yang bisa dipelajari oleh pebisnis di Melbourne selama usaha mereka ditutup sementara, seperti melatih kemampuan beradaptasi dalam bisnis dan mencari inovasi.
Berharap kembali bekerja di salon

Kemampuan beradaptasi dengan cepat dilakukan oleh Fenny Yunita, mahasiswi Certficate III Hair Dressing dan Diploma of Beauty Therapist, yang sebelumnya memiliki pekerjaan sampingan di hotel.
Sejak hotel tempatnya bekerja tutup sementara karena pandemi di bulan Maret, Fenny harus memutar otak untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya.
Karena merasa sudah memiliki kemampuan sebagai penata rambut, ia kemudian memberanikan diri membuka jasa gunting rambut di apartemennya.
Sudah 16 tahun Zurlia Usman, asal Malang, membuka sebuah butik di Melbourne. Dengan aturan pembatasan tahap keempat terkait pandemi COVID-19 bisnis itu terpaksa tutup
- Warga Indonesia Rayakan Idulfitri di Perth, Ada Pawai Takbiran
- Daya Beli Melemah, Jumlah Pemudik Menurun
- Dunia Hari Ini: Mobil Tesla Jadi Target Pengerusakan di Mana-Mana
- Kabar Australia: Pihak Oposisi Ingin Mengurangi Jumlah Migrasi
- Dunia Hari Ini: Unjuk Rasa di Turki Berlanjut, Jurnalis BBC Dideportasi
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan di Korea Selatan, 24 Nyawa Melayang