Kisah Warga Jerman yang Antarkan Budaya Indonesia ke Penghujung Dunia
“Swasta disana susah, peraturan pemerintah sangat ketat berbeda dengan Indonesia, jadi bisa dibayangkan perjuangan saya bagaimana sampai bisa mengantarkan seni budaya asing kesana. Bukan main sulitnya,” ujar pria berpostur tinggi besar itu.
Kecintaannya kepada seni bermula ketika sang suster memperkenalkan Jongky kecil menyaksikan pertunjukkan Jawa seperti ketoprak, ludruk, wayang kulit dan wayang orang di kota Malang pada tahun 1950-an.
“Sampai sekarang saya sangat sayang dengan beliau, karena berkat beliau lah saya mengenal dan mulai mencintai dunia seni, terutama seni panggung,” katanya.
Sayangnya dengan jujur ia mengaku peminat seni dan budaya Indonesia di sana masih sedikit, pada saat pertunjukkan pengunjung yang datang pun tidak memenuhi target auditorium. Oleh karena itu misi dan kedatangannya ke Indonesia kali ini untuk mengajak grup Jakarta Teater Keliling (JTK) beraksi di Jerman.
“Mereka sudah lama sekali ingin ke Jerman, persiapannya sudah dari akhir Oktober sampai November kemarin, saya yakin kalau mereka kesana aksi mereka akan memukau dan Indonesia akan semakin terkenal,” tegasnya dengan penuh keyakinan.
Menurutnya, JTK memiliki keunikan dari segi drama cerita dan tidak tergantung dari segi bahasa. Ia menilai pembicaraan tidak akan ada artinya jika orang yang menonton tidak mengerti maksud dan tujuannya. “Karena kalau drama harus lihat aksinya, kalau JTK bisa berkomunikasi tanpa harus berbicara, itu ketertarikan dan keunikannya,” terang pria yang 42 tahun tinggal di Jerman.
Ia menambahkan banyak dari kebudayaan Indonesia yang dapat disatukan, yang kemudian melahirkan sebuah harmoni dan dieskplorasi ke seluruh dunia.
“Seni Indonesia itu seperti pelangi, yang bisa mewarnai dunia hingga ke pelosok-pelosoknya, maka perlu dikelola dan dieskplorasi lagi,” harapnya.
Jongky Goei saat berkunjung ke Malang Post (Grup JPNN.com) untuk mengenang kisah perjuangannya memperkenalkan budaya dan seni Indonesia ke penghujung
- AKP Dadang Iskandar Pembunuh Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Terancam Dihukum Mati
- Pertamina Patra Niaga Uji Penggunaan Bioethanol E10 Bersama Toyota dan TRAC
- Polisi yang Ditembak Mati Rekan Sendiri Dapat Kenaikan Pangkat Anumerta dari Kapolri
- Sekte Indonesia Emas Dideklarasikan Untuk Mewujudkan Perubahan Sosial
- PFM Tegaskan Ada 15 Kementerian dan 28 Badan Teknis yang Perlu Diawasi
- Unilever Sebut Inklusi, Kesetaraan, dan Keragaman Kunci Bisnis Berkelanjutan