Kisah Warga Jerman yang Antarkan Budaya Indonesia ke Penghujung Dunia
Ia berharap pemuda-pemudi Indonesia masa kini memiliki semangat yang kuat untuk mempelajari dan eksplorasi kesenian tanah air agar dikenal di penjuru dunia. “Mereka harus punya semangat, ini kan juga harta mereka sendiri, mereka yang harus mengeksplorasi dan mengembangkannya lagi,” pungkasnya.
Berdasarkan ceritanya, Jongky yang lulusan dari sekolah musik di Jerman, pernah menjadi pianis pengiring pertunjukan salah seorang ballerina tersohor di dunia, Marcia Haydee di tahun 1994.
Perjalanannya ke Jerman bermula setelah ia menyelesaikan sekolahnya di tahun 1973. Sebagai salah satu etnis Tionghoa, ia merasa kesulitan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi di Indonesia, kalau toh bisa pasti membutuhkan biaya yang sangat mahal dan melalui jalur “dalam”.
“Kemudian saya berfikir, daripada uang yang segitu banyaknya waktu itu dihabiskan di Indonesia lewat jalur dalam, lebih baik saya berangkat ke Jerman dan survive disana,” ujarnya saat menceritakan keputusan yang telah disepakati oleh sang bunda.
Perjalanannya ke Jerman mempertemukan ia dengan istrinya, sehingga keputusan terberat pun harus ia lakoni dengan pindah kewarga-negaraan menjadi seorang Jerman. Hanya saja kini ia telah berpisah dengan istrinya dan memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan menggali potensi seni Indonesia yang semakin unggul untuk diperkenalkan ke seluruh dunia. (mg6/fri/jpnn)
Jongky Goei saat berkunjung ke Malang Post (Grup JPNN.com) untuk mengenang kisah perjuangannya memperkenalkan budaya dan seni Indonesia ke penghujung
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- AKP Dadang Iskandar Pembunuh Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Terancam Dihukum Mati
- Pertamina Patra Niaga Uji Penggunaan Bioethanol E10 Bersama Toyota dan TRAC
- Polisi yang Ditembak Mati Rekan Sendiri Dapat Kenaikan Pangkat Anumerta dari Kapolri
- Sekte Indonesia Emas Dideklarasikan Untuk Mewujudkan Perubahan Sosial
- PFM Tegaskan Ada 15 Kementerian dan 28 Badan Teknis yang Perlu Diawasi
- Unilever Sebut Inklusi, Kesetaraan, dan Keragaman Kunci Bisnis Berkelanjutan