Kisah Yaimun, Mengabdi Jadi Kepala Desa di Kampung Idiot

Pernah Kesal dengan Dokter yang hanya Beri Ceramah

Kisah Yaimun, Mengabdi Jadi Kepala Desa di Kampung Idiot
Yaimun, Kepala Desa Pandak, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo.

Selain itu, tangan dan kaki Sahrul mengecil. Ukuran yang tidak proporsional itu membuat tangan dan kakinya tidak berfungsi. Ketika ditanya Jawa Pos, pandangan kosong Jarmiatin lantas tertuju ke kandang ternak yang ada di sisi kanan rumahnya.

Dia menceritakan proses bagaimana Sahrul yang ada dalam pangkuannya itu lahir. Dia masih ingat betul, saat kehamilan anaknya, dia tidak banyak mengkonsumsi makanan bergizi. "Setiap hari makan tiwul (makanan dari singkong) tanpa susu atau makanan tambahan," kenangnya, sedih.

Saat itu dia sangat khawatir, anaknya bakal mengalami cacat saat lahir. Apalagi, dia juga tahu bahwa banyak warga lainnya punya anak idiot. Ketika Sahrul lahir, Jarmiatin sempat merasa lega. "Saat itu, saya bersyukur, bayi saya seperti bayi normal," katanya. Namun, semua itu berubah saat usia anaknya menginjak lima bulan. "Dia kejang dan membiru. Di bawa ke dokter, katanya saraf otak yang kena," imbuhnya.

Karena didera kemiskinan, membuat dia dan suaminya tidak bisa berbuat banyak. Dia pun merawat Sahrul semampunya. "Suami saya cuma kuli bangunan. Tahun ini maunya saya membawa anak saya ke dokter. Tapi, panen gagal," lanjutnya.

Jika di desa lain, menjadi kepala desa (kades) adalah jabatan menggiurkan hingga sampai diperebutkan, mungkin itu tidak berlaku di Desa Pandak, Kecamatan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News