Kisah Yuhanie Marisa Latinia, Ibu Simon Donaldson yang Dituduh Memasung Anaknya
Tak Rela Serahkan Simon kepada Ayahnya
Sabtu, 05 Mei 2012 – 00:05 WIB
Namun, kondisi Simon tak juga membaik. Awalnya, dia mengalami disleksia dan sering kejang-kejang seperti epilepsi. Dokter mendiagnosis Simon (dan kakaknya, Robbin Jonathan Kanigoro) menderita epilepsi kompleks dan leucodystrophy, semacam kelainan gen yang menyerang sel putih otak. Kelainan tersebut memengaruhi saraf motorik dan pertumbuhan fisik penderita. Karena itulah, Simon dan Robbin terkadang mengalami kesulitan berjalan.
Sementara itu, lantaran merasa berhak mengasuh kelima anaknya, David berupaya merebut kembali Simon. Dia ingin membawa pulang anaknya yang kini berusia 26 tahun itu ke New Zealand untuk diobatkan di sana. Apalagi, secara kewarganegaraan, Simon tercatat sebagai warga negara New Zealand. Berdasar catatan keimigrasian, Simon sudah overstay di Indonesia. Dengan demikian, dia bisa dideportasi. Hanya, karena alasan kesehatan, Kantor Imigrasi Kelas I Waru memberikan toleransi waktu lima bulan untuk pengobatan Simon.
Tak mudah untuk masuk ke rumah Marisa. Jawa Pos yang sempat mondar-mandir di depan pagar rumah itu baru bisa masuk setelah ditanya seorang pria yang mengintip dari balik seng plastik penutup pagar. "Cari siapa?" tanya pria tersebut dengan nada menyelidik.
Setelah diberi tahu maksud kedatangan Jawa Pos, pria tersebut masuk ke rumah. Tak lama kemudian, dia mempersilakan Jawa Pos masuk dan mengunci pintu gerbang kembali. "Kami memang berhati-hati. Kami seperti jadi incaran," kata Marisa.
Kisah perebutan anak antara warga New Zealand David Donaldson dan istrinya seorang WNI, Yuhanie Marisa Latinia, yang diberitakan Jawa Pos kemarin
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408