Kisah Yunita, Anak Nelayan Kuliah di Inggris
Kendati demikian dirinya juga siap jika nantinya dipanggil oleh Pemkab Kaur untuk mengabdi di Kaur.
Bagaimanapun Pemda Kaur lah yang membiayainya hingga bisa kuliah di Inggris.
“Saya saat ini sudah ditawari kerja di perusahaan tempat magang jika selesai nantinya, namun belum saya terima. Karena masih ingin fokus kuliah. Nanti bisa saja saya terima atau mencari kerja lain. Karena saya ingin sekali melanjutkan S2,” ujarnya.
Dikatakan Yunita, selama menempuh pendidikan di Inggris, semua warga yang ada di sana sangat menghormati waktu.
Jadi jarang sekali waktu itu molor hingga berjam-jam. Tidak hanya itu, saat bekerja dan belajar semua disiplin tidak ada mahasiswa yang sibuk menggunakan ponsel seperti di Indonesia.
Kendati semua ada ponsel, saat bekerja tidak ada yang dipergunakan sebelum selesai tugas.
“Kepada para siswa Kaur saya hanya berpesan kalau modal awal kuliah atau kerja di luar negeri itu adalah bahasa Inggris. Karena menguasai bahasa Inggris tidak akan rugi. Yang kedua kurangi kegiatan di media sosial, karena dapat merusak dan mengganggu fokus kita dalam belajar,” pungkas putri asal Linau Kecamatan Maje ini.
Selama di Kaur nantinya Yunita akan bekerja sama dengan pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaur.
YUNITA Purnama Sari, orangtuanya hanya nelayan, dengan ekonomi pas-pasan. Tanpa disangka, tamat SMA Yunita meraih beasiswa dari Pemda Kaur, Bengkulu,
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408