Kisruh Ganjar Vs Puan Rekayasa? Begini Kata Pengamat
jpnn.com, JAKARTA - Kisruh di tubuh PDI Perjuangan terkait perang dukungan kader PDIP untuk Ganjar Pranowo dan Puan Maharani sebagai capres atau cawapres di Pilpres 2024 menjadi sorotan publik.
Terbaru, kisruh banteng versus celeng. Ketua DPP PDIP Bambang Wuryanto menyebut celeng kader parpol berlambang banteng itu yang mendukung Ganjar Pranowo sebagai Capres 2024.
Pengamat politik Dedi Kurnia Syah mengatakan ada kemungkinan kisruh Ganjar versus Puan itu adalah rekayasa untuk mendongkrak elektabilitas keduanya atau PDIP.
"Tetapi lebih mungkin bukan di pihak Puan (yang merekayasa), melainkan Ganjar, karena skema konflik lebih menguntungkan Ganjar sebagai tokoh yang terasing dari kekuasaan PDIP," kata Dedi kepada JPNN.com, Selasa (19/10).
Menurut dia, Puan tidak akan mengambil banyak keuntungan dari konflik dengan Ganjar.
"PDIP memiliki catatan loyalitas pemilih cukup kuat, baik Ganjar maupun Puan, sama-sama berutang banyak pada PDIP, karena pemilih keduanya cenderung pemilih parpol," ujar Dedi.
Kendati demikian, kisruh Ganjar versus Puan tentu mendatangkan keuntungan khususnya untuk PDIP itu sendiri, karena telah menjadi perbincangan publik.
"Jika kemudian Ganjar diusung, tetap saja PDIP yang mendapat keuntungan. Demikian halnya jika Puan yang dipilih, karena data menunjukkan jika PDIP lebih banyak pemilih parpol dibanding tokoh," ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) itu. (cr1/jpnn)
Kisruh Ganjar vs Puan terkait dukungan kader untuk capres atau cawapres di Pilpres 2024 menjadi sorotan publik, simak selengkapnya.
Redaktur : Rasyid Ridha
Reporter : Dean Pahrevi
- Pramono-Rano Bakal Perbanyak Rusun Mix-Used, Gabungkan Perumahan, Hingga Gerai UMKM
- Senayan juga Menyorot Seleksi Honorer Jadi PPPK 2024
- Puan Yakin Megawati dan Prabowo Berkeinginan Bertemu Secepatnya
- Heboh Demonstrasi di Kemendiktisaintek, Ketua DPR Singgung Transparansi
- Guru Besar Sebut Hasto Punya Hak Perlindungan di Kasus Harun Masiku
- Pertemuan Megawati dan Prabowo Bakal Memecah Dominasi Jokowi