'Kita dan Mereka': Catatan Najwa di Melbourne Tanpa Kubu Sebelah

"Sebagai audiens saya merasa pesannya tersampaikan sekali, dan menurut saya itu yang kita butuhkan saat ini," kata Geby kepada Natasya Salim dari ABC News.
"Panelis dengan cara berbeda dan sudut pandang masing-masing mengatakan bahwa pemilu sudah selesai, rakyat tidak perlu bertengkar atau menyalahkan satu sama lain dan takut pada perbedaan."
Yacinta Kurniasih, dosen mata kuliah Indonesia di Universitas Monash yang aktif terlibat dalam kegiatan masyarakat di Victoria ikut melihat kesuksesan acara ini dari sudut pandang berbeda.
Menurutnya, acara ini merupakan kampanye positif yang telah berhasil menyatukan berbagai lapisan warga Indonesia lintas suku, agama dan status.
"Di acara ini saya bertemu dengan warga yang datang mulai dari anak kecil sampai keluarga muda yang jadi warga di sini dan juga para pekerja di Melbourne. Rasanya seperti Indonesia kecil," kata Yacinta.
"Tidak ada yang sempurna, tapi acara itu menyatukan banyak orang dari berbagai elemen mulai dari penerima beasiswa, diaspora Indonesia, kelompok besar WNI yang semakin peduli akan Indonesia dan lain-lain."
Anies Baswedan diundang tapi tidak bisa hadir
External Link: Twitter Kita dan Mereka
Menanggapi pertanyaan mengenai tidak adanya wakil dari kubu yang berbeda dengan pembicara lainnya, Indra Prasetyo mahasiswa S2 Monash yang juga menjadi panitia penyelenggara mengatakan pihak penyelenggara sudah berusaha menghadirkan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sebagai 'wakil' dari kubu 02.
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya