KKB Berencana Deklarasi Perang Besar-besaran

jpnn.com, JAKARTA - Pasukan gabungan TNI dan Polri sudah berhasil mengevakuasi sebagian warga Desa Banti dan Kimbeli, Distrik Tembagapura, Mimika, Papua, yang sebelumnya diisolasi kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Aktivis Kemanusiaan asal Papua Natalius Pigai menjelaskan, masalah di Papua itu begitu kompleks.
Maka, dibutuhkan penyelesaian yang komprehensif dengan dialog bermartabat antara Presiden Jokowi dengan rakyat Papua.
”TNI-Polri tidak bisa memulai dialog, mereka hanya alat negara. Harus presiden yang turun tangan,” ujarnya.
Soal Papua, Pigai mengaku harus jujur mengutarakan masalah sebenarnya. Menurutnya, kondisi Papua dimasa kepemimpinan Jokowi ini justru lebih buruk dari pemerintahan sebelumnya.
”Mengapa, karena semua kebijakan presiden tidak sesuai dengan harapan rakyat Papua. Janji presiden saat kampanye tidak dipenuhi, padahal sudah mendapatkan 99 persen suara rakyat Papua,” jelasnya.
Apa janji presiden terhadap rakyat Papua? Dia menegaskan, janji yang tidak ditepati itu adalah membuka seterang-terangnya pelanggaran HAM yang terjadi di Papua.
Dia juga membandingkan pembangunan di Papua oleh pemerintahan Jokowi, dengan pemerintahan sebelumnya.
Begitu KKB mendeklarasi perang besar-besaran, hanya orang Papua yang boleh tinggal di bumi Cendrawasih.
- 15 Jenazah Korban Pembantaian KKB Teridentifikasi, Ini Daftar Namanya
- Andreas: Kejahatan yang Dilakukan KKB tak Boleh Dibiarkan Terus Menerus Terjadi
- Tak Ada Luka Tembak di Jasad 11 Korban Pembantaian oleh KKB
- Polri Kerahkan Armada Udara untuk Cari Korban Pembantaian KKB di Yahukimo
- Polri Kerahkan Pesawat dan Helikopter Mencari Korban Pembantaian KKB
- 11 Korban KKB Telah Dievakuasi dalam Kondisi Tewas