KKB Menyerang TNI, 1 Pasukan Khusus Gugur, Pengamat Intelijen Bilang Begini
jpnn.com - JAKARTA - Satu prajurit TNI dari Yonif 321/GT bernama Pratu Miftahul Arifin gugur akibat serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, pada Sabtu (15/4) pukul 16.30 WIT.
Pengamat Intelijen dan Keamanan Ngasiman Djoyonegoro mengatakan gugurnya anggota TNI di Papua akibat serangan KKB perlu menjadi perhatian dan evaluasi bagi TNI.
“SDM (sumber daya manusia) tempur TNI perlu dievaluasi secara lebih mendalam. Seharusnya korban jiwa bisa diminimalisir jika personel TNI siap tempur, terlebih yang menjadi korban adalah pasukan khusus,” ucap Simon, sapaan akrab Ngasiman Djoyonegoro, dikonfirmasi ANTARA dari Jakarta, Minggu (16/4).
Simon menilai ada sistem yang tidak kuat dalam rekrutmen, penggemblengan, dan pembinaan personel. Pasalnya, menurutnya, kualitas personel merupakan cerminan kualitas dari proses.
“TNI juga harus mengevaluasi sistem komando di daerah yang rawan konflik. Ini menyangkut pemilihan personel berdasarkan kapabilitas, informasi intelijen, dukungan alutsista, dan sistem pengambilan keputusan dalam operasi,” ujar Simon.
Simon mengatakan, sistem komando ini mencerminkan keseriusan TNI dalam mempersiapkan dirinya di medan yang memang sudah ketahuan tingkat kesulitannya.
Dia menyarankan agar TNI tetap menjalankan profesionalitas dalam bertugas.
“KST (Kelompok Separatis Teroris) di Papua haruslah ditanggulangi karena dapat mengganggu dan mengancam kedaulatan negara,” kata Simon.
Serangan KKB di Nduga, Papua, menyebabkan 1 pasukan khusus TNI gugur, Simak komentar pengamat intelijen Ngasiman Djoyonegoro alias Simon.
- Kronologi Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni Hilang sebelum TNI-Polri Tembak Mati Komandan KKB
- Arus Mudik Nataru, KM Labobar Angkut 20 Ribu Penumpang di Papua
- Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni Hilang, TNI Kerahkan Pasukan
- Tim Gabungan Siap Amankan 335 Gereja saat Perayaan Natal di Bali
- Tolak Program PSN Baru, Senator Paul Finsen Mayor Minta Presiden Tinjau Ulang
- Layanan Inklusif Taspen Menjangkau Peserta hingga Wilayah Terluar