KKB Terus Bergejolak, Senator Filep Wamafma Ungkap Akar Persoalan
![KKB Terus Bergejolak, Senator Filep Wamafma Ungkap Akar Persoalan](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/normal/2021/09/06/wakil-ketua-i-komite-i-dpd-ri-dr-filep-wamafma-sh-mhum-ykcia-kltp.jpg)
Dia menekankan pemerintah dapat mencegah atau meredam gejolak kelompok yang dianggap teroris dengan melakukan beberapa metode pendekatan seperti pendekatan secara budaya, ideologi, dan hal-hal lainnya.
Presiden yang melakukan beberapa pendekatan hal tersebut hanya terdapat pada satu presiden yaitu Presiden Abdurrahman Wahid (Gusdur).
Menurut Filep, dalam membangun Papua pemerintah dapat mencontoh bagaimana pemerintahan Presiden Gus Dur menerapkan pendekatan melalui pemahaman suku, budaya, dan agama bukan melalui pengiriman pasukan TNI dan Polri.
“Hal ini juga yang sering atau kerap diceritakan oleh para orang tua ke pada anaknya, hampir seluruh warga di pedalaman Papua pasti pernah mendengar cerita itu dari orang tuanya mengenai kekerasan yang sedemikian rupa,” kata Filep.
Selain itu, dia mengatakan banyaknya pos-pos penjagaan di setiap daerah dapat membuat warga merasa ketakutan dan ketidaknyamanan.
“Warga Papua ini hanya warga biasa yang bukan anggota OPM. Ketakutan warga dapat dipahami mengingat SDM warga Papua di sana masih rendah, terlebih jika mendapatkan intimidasi dari para anggota militer seperti diperketatnya larangan beraktivitas,” ujar Senator Fiep Wamafma.(fri/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB terus bergejolak di Papua dengan melancarkan aksinya melalui berbagai penyerangan terutama terhadap aparat keamanan TNI dan Polri.
Redaktur & Reporter : Friederich
- Berulah Lagi, KKB Bakar Gedung SMP di Papua Tengah
- Dana Otsus Papua 2025, Supiori Kebagian Rp 101 Miliar
- Nikson Matuan Digiring ke Polda Papua, Brigjen Faizal: Setiap Simpatisan KKB Ditindak Tegas
- Brantas Abipraya Rampungkan Pembangunan Rumah Sakit UPT Vertikal Papua
- Bawa 42 Paket Ganja, Calon Penumpang Ditangkap di Bandara Sentani Papua
- Legasi Ottow dan Geissler di Tanah Papua