Klaim Duet Mega-Jokowi Keinginan Publik
jpnn.com - JAKARTA - Politisi PDIP Effendi Simbolon mengatakan, wacana duet Mega-Jokowi sebagai pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) datang dari masyarakat. Menurutnya, PDIP hanya mencermati dan mengkaji wacana yang bergulir tersebut.
"Ini wacana publik bukan wacana PDIP. Apa yang saya sampaikan, baca, dan dengar, bukan PDIP yang gulirkan wacana itu. Masyarakat makin lama makin menghendaki figur Mega-Jokowi, itu kita lihat nanti apakah makin menguat atau menurun," kata Effendi kepada wartawan di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (12/2).
Namun diakuinya, internal PDIP sangat setuju dengan kombinasi Mega-Jokowi. Pasalnya, Mega dengan pengalaman dan kepemimpinannya sangat cocok dipadukan dengan kepopuleran dan citra sederhana yang dimiliki Jokowi.
Selain Mega-Jokowi, lanjutnya, partai banteng moncong putih itu juga mencermati kombinasi Jokowi-Mega. Kombinasi Jokowi dengan kader PDIP lainnya juga ikut diamati. Namun yang pasti, tambahnya, keputusan akhir tetap di tangan Megawati sebagai ketua umum.
Soal munculnya kelompok pendukung pencapresan Jokowi yang menamakan diri PDIP ProJo, anggota Komisi VII DPR ini menilainya sebagai hal biasa. Tapi Effendi kembali menegaskan, kader PDIP seharusnya mengikuti apa yang telah menjadi keputusan partai
"Kalau personal silakan saja. Tapi kalau kader, dia harus ikut garis partai. Kalau gunakan simbol partai berarti bukan PDIP," tegas Ketua DPP PDIP ini. (dil/jpnn)
JAKARTA - Politisi PDIP Effendi Simbolon mengatakan, wacana duet Mega-Jokowi sebagai pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Siapa Oknum R Diduga Perantara Suap Vonis Bebas Ronald Tannur? MA Mau Usut
- 2.426 Peserta Lulus SKD CPNS BPKP dan Berhak Mengikuti SKB
- Inilah Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, Ada Nama Ujang Komarudin
- Fakta Baru, Zarof Ricar Bertemu Hakim Agung Soesilo Bahas Ronald Tannur, Ini yang Terjadi
- Zarof Ricar Belum Menyerahkan Uang ke Majelis Kasasi Ronald Tannur, Tetapi 1 Hakim Pernah Ditemui
- Usut Kasus Korupsi Pengadaan X-Ray Kementan, KPK Panggil Sunarto Sulai