Klaim Pembebasan WNI Hasil Diplomasi, Menlu Retno Dikecam
jpnn.com - JAKARTA - Lama tak terdengar, pengamat politik yang kini menjadi pejabat di LKBN Antara Boni Hargens kembali bersuara. Dia mengkritisi Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi terkait pembebasan 10 orang warga negara Indonesia (WNI) korban penyanderaan kelompok Abu Sayyaf.
Boni menilai Kementerian Luar Negeri telah mengambil keuntungan politik dari peristiwa ini. Padahal, bebasnya para WNI itu tak lain adalah berkat keberhasilan intelejen dan TNI dan bukan diplomasi pihak Kemenlu.
"Ini murni keberhasilan kerja intelijen kita dan TNI terutama. Saya amati betul bagaimana proses kerja intelijen kita dengan dukungan penuh dari TNI kita dalam mengupayakan pembebasan para sandera,” kata Boni dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (4/5).
Menurutnya, sangat mustahil apabila Kemenlu bisa negosiasi dengan kelompok Alhabsy Misaya pimpinan Uddon Hassim. Kelompok ini merupakan cabang dari grup Abu Sayyaf yang merupakan kelompok radikal yang utama di selatan Filipina.
Pasalnya, kelompok militan hanya mau berkomunikasi dengan intelijen atau personel militer saja. "Tidak mungkin menghadapi kelompok seperti ini hanya dengan mengandalkan diplomasi yang berbasis teks buku. Operasi seperti ini selalu merupakan keunggulan intelijen karena berkomunikasi dengan para teroris itu tidak mudah. Diperlukan pengetahuan yang mendalam tentang mereka, termasuk bagaimana cara efektif berkomunikasi dengan mereka.,” kata Boni.
Dia mencontohkan saat Mutia Hafitz dari Metro TV disandera di kawasan Timur Tengah. Saat itu yang berperan dalam pembebasan adalah personel intelijen bernama Saud Ahmad.
"Dialah yang berkomunikasi dengan kelompok teroris di sana dan membebaskan Mutia. Ini hanya contoh supaya politisi seperti Bu Retno jangan menjadi pahlawan kesiangan dengan mengakui pembebasan sandera ini sebagai keberhasilan diplomasi," tegas Boni.
Lebih lanjut Boni berharap pemerintah memberi apresiasi dan penghargaan lebih kepada BIN dan TNI atas peran mereka dalam pembebasan ini. (rmo/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Sidang Korupsi Timah, Hakim Pertanyakan Penghitungan Kerugian Negara Berdasarkan IUP
- PMI yang Jadi Korban Pembunuhan di Hongkong Dipulangkan ke Tanah Air
- Polda Metro Jaya Buru Tersangka Penggelapan Haksono Santoso
- Masih Ragu Transplantasi Rambut? Simak Kiat Berikut
- Ketua Umum Bhayangkari Hibur Anak-anak Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi
- Anak Guru PPPK di Karanganyar jadi Korban Pemerkosaan, Sang Ibu Minta Polisi Bertindak