Klaim Wiku Soal Kinerja Indonesia Dalam Penanganan Covid-19
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengklaim, Indonesia telah menunjukkan banyak kemajuan dalam penanganan coronavirus disease 2019 (COVID-19).
Misalnya, kata dia, jumlah rumah sakit yang bisa menangani COVID-19 meningkat dalam waktu tiga bulan menjadi 1.687. Awalnya, rumah sakit yang bisa menangani COVID-19 berjumlah 250.
Hal itu diungkapkan Wiku saat konferensi pers terkait Adaptasi Kebiasaan Baru Menuju Masyarakat Produktif dan Aman Covid-19 bersama Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (24/6).
"Sebaran rumah sakitnya juga meningkat menjadi 800 rumah sakit rujukan nasional dan provinsi, semua terhubung datanya dengan surveilans dan laboratorium secara otomatis," kata Wiku, Rabu.
Selain jumlah rumah sakit, kemampuan laboratorium yang bisa melakukan pemeriksaan spesimen COVID-19 terus bertambah pesat. Kini laboratorium yang memeriksa sebanyak 220.
Akibat peningkatan itu, kata dia, Indonesia sudah mampu memeriksa spesimen sebanyak 20 ribu perhari. Tadinya, jumlah pemeriksaan hanya kurang 1.000 spesimen.
"Ini adalah prestasi yang luar biasa, kerja sama lintas sektor untuk menjadi kekuatan Indonesia," ucap dia.
Kemudian, ujar dia, Indonesia kini mampu memproduksi Alat Pelindung Diri (APD) secara mandiri. Kini jumlah APD tidak lagi terbatas dan membuat tenaga kesehatan lebih tenang menangani pasien COVID-19.
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengklaim, Indonesia telah menunjukkan banyak kemajuan dalam penanganan Covid19.
- Usut Kasus Pengadaan APD Covid-19, KPK Periksa Song Sung Wook dan Agus Subarkah
- Saksi Ungkit Jasa Harvey Moeis dalam Penanganan Covid, Lalu Ungkap Pesan Jokowi & BG
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Korupsi Insentif Nakes RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tangkap 3 Tersangka Baru
- Korupsi Pengadaan Masker Covid-19 di NTB, Kerugian Negaranya