Klarifikasi Harta Calon Kapolri, Permintaan Kompolnas

jpnn.com - JAKARTA – Proses penentuan Kepala Kepolisian Republik Indonesia, hampir sama dengan Pemilihan Kepala Daerah. Sebab, masing-masing kandidat juga diminta menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara kepada Komisi Pemberantasan Korupsi.
Kendati demikian, Juru Bicara KPK, Johan Budi Sapto Prabowo, menegaskan, bagaimanapun pemilihan Kapolri beda dengan Pilkada. “Ini mirip-mirip Pilkada ya. Tapi, jangan disamakan dengan konteks seperti Pilkada,” katanya, di Kantor KPK, Rabu (24/7).
Dijelaskan Johan, bedanya kalau Pilkada yang meminta adalah Komisi Pemilihan Umum Daerah. Sedangkan pemilihan Kapolri, permintaan klarifikasi LHPKN itu berasal dari Komisi Kepolisian Nasional. “Pilkada itu kan KPUD yang meminta,” tegasnya.
Nah dia menegaskan, LHKPN itu akan diperiksa oleh Deputi Pencegahan KPK. “Verifikasi yang dilakukan LHKPN adalah verifikasi harta kekayaan,” ungkap bekas wartawan itu.
Seperti diketahui, ada sembilan nama calon Kapolri. Yakni, Kepala Badan Reserse Kriminal Markas Besar Polri, Komisaris Jenderal Sutarman, Kepala Badan Narkotika Nasional Komjen Anang Iskandar, dan Kepala Lembaga Pendidikan Kepolisian, Komjen Pol. Budi Gunawan.
Kemudian, Kapolda Metro Jaya DKI Jakarta Inspektur Jenderal Putut Eko Bayuseno, bekas Deputi Operasi Kapolri, Irjen Badrodin Haiti, Kapolda Jawa Barat, Irjen Tubagus Anis Angkawijaya, Kapolda Sumatra Selatan, Irjen Saud Usman Nasution, Kapolda Kalimantan Timur, Irjen Anas Yusuf, dan Kapolda Bali, Irjen Arief Wachyunadi.
Dari nama-nama itu, baru dua yang sudah mendapat giliran menyerahkan LHKPN. Yakni, Anang dan Arief. Tujuh lainnya masih mengantre. “Saya belum dapat data resminya. Tapi ada sembilan kira-kira kandidatnya,” ungkap Johan, ketika ditanya siapa lagi yang akan menyerahkan LHKPN berikutnya. (boy/jpnn)
JAKARTA – Proses penentuan Kepala Kepolisian Republik Indonesia, hampir sama dengan Pemilihan Kepala Daerah. Sebab, masing-masing kandidat
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Laksda TNI Edwin Bicara Soal Peran Strategi TNI AL Menjaga Potensi Maritim Menuju Swasembada Pangan
- Buntut Polemik Lagu Bayar Bayar Bayar, Sukatani Dapat Tawaran jadi Duta Polri
- Mediator dari DPC Peradi Jakbar Diharapkan Bisa Mendamaikan Perkara Perdata
- Pejabat Pemkab Sumedang jadi Direktur di Kementerian PKP, Wabup Fajar Ucap Syukur
- Apa Itu Danantara yang Baru Diluncurkan Presiden Prabowo? Simak Penjelasannya di Sini
- DPR: Sikap Kapolri Menanggapi Lagu 'Bayar Bayar Bayar' Harus Diteladani Anggota Polisi