KLB PSSI Harga Mati?

KLB PSSI Harga Mati?
Menpora Imam Nahrawi. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - SEJATINYA, para voters lah yang menentukan masa depan PSSI sebagai induk sepak bola nasional. Demikian pula tentang pencabutan sanksi administrasi yang dijatuhkan Kemenpora kepada PSSI setahun yang lalu.

Mengacu pertemuan antara presiden Joko Widodo, Menpora Imam Nahrawi dengan perwakilan klub dan asosiasi provinsi, Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI menjadi harga mati. Setidaknya itu yang dilontarkan sejumlah pihak setelah pertemuan rampung. Manajer Persatu Tuban Fahmi Fikroni salah satunya.

KLB bisa menjadi salah satu opsi yang realistis ketimbang memaksakan membentuk federasi yang baru. Kebijakan itu akan menimbukkan efek domino. Mulai sanksi FIFA hingga kelanjutan kompetisi disemua level yang ada.

Fahmi mengatakan bahwa KLB menjadi muara akan perseteruan dalam pengelolaan sepak bola Indonesia.

"Indikasinya memang teman-teman sepakat KLB," ujarnya. Langkah tersebut diharapkan untuk memuluskan rencana pencabutan sanksi oleh Menpora.

Selain itu, harapan memiliki federasi sepak bola yang berintegritas dengan semangat revolusi yang di dengungkan pemerintahan Jokowi-JK layak untuk digulirkan. Apalagi, sepanjang satu dekade terakhir sepak bola Indonesia terlalu lelah dengan berbagai bentuk kegaduhan.

Gelar juara Piala AFF U19 2013 silam sempat memberikan semangat baru. Tetapi kebijakan persiapan yang kurang mantap dengan menggilir tim untuk ikut tur nusantara membuyarkan impian Evan Dimas dkk lolos ke Piala Dunia  U-19 2015 Selandia Baru.

Tetapi membentuk federasi baru terlalu riskan. Imam Nahrawi kepada Jawa Pos menyebutkan bahwa dirinya lebih memilih reformasi struktur PSSI ketimbang membentuk federasi baru. "Akan lebih banyak waktu dan tenaga serta biaya yang keluar," katanya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News